Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terhadap perekonomian Indonesia baru akan terlihat pada 2025.
Teknologi baru tersebut diklaim dapat memangkas biaya produksi hingga 20%.
Sandiaga menuturkan bahwa penghematan ongkos biaya produksi hingga 20% baru bisa terjadi pada 2025. Kontribusi AI untuk ekonomi Indonesia belum bisa terlihat secara nyata di tahun-tahun awal.
“Menurut saya ada pengurangan cost sekitar 15–20% dari ongkos produksi [dengan adanya AI],” kata Sandiaga saat ditemui Bisnis seusai acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Selain menghemat ongkos produksi, Sandiaga menyebut bahwa penggunaan AI juga akan meningkatkan produktivitas Indonesia.
“Tetapi di atas 2025, selain dari pengurangan cost tetapi juga peningkatan produktivitas yang bisa menambah 20–25% dari output ekonomi kita,” ungkapnya.
Jika ditinjau dari portofolio pariwisata dan ekonomi kreatif, Sandiaga menuturkan bahwa kehadiran AI sudah bisa dimanfaatkan untuk menganalisa data wisatawan yang masuk ke Tanah Air.
“AI berhasil membantu kita menghasilkan capaian loncatan 10 peringkat dari posisi 32 ke posisi 22, AI membaca tren para wisata yang personalized, customized, localized, and smaller in size,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sandiaga menyampaikan jumlah wisatawan Indonesia kemungkinan tidak akan mencapai jumlah yang persis dicapai Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Meski begitu, dia mengklaim bahwa peringkat pariwisata Indonesia sudah berada di atas Thailand, Malaysia, dan Vietnam. “Bahkan kita sekarang peringkatnya sudah di atas Belgia, Selandia Baru, dan Turki yang selama ini ada di atas Indonesia sebagai referensi pariwisata,” ungkapnya.
Sandi mengatakan bahwa analisa data melalui AI berhasil membuat Indonesia menghasilkan para wisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, salah satunya pengembangan konten kreatif yang mendorong penjualan produk-produk ekonomi kreatif.
“Ini menggunakan konten mereka berhasil meningkatkan penjualannya 35% yang sebagian didorong oleh AI,” ujarnya.
Sandi melihat pemanfaatan teknologi AI yang sampai saat ini terjadi merupakan awal dari transformasi. “Ke depan AI akan lebih canggih lagi,” tutupnya.