Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran Elaelo menggemparkan sosial media X.com (Twitter). Media sosial yang diklaim buatan lokal itu disebut akan menggantikan platform milik Elon Musk, yang terancam diblokir karena memperbolehkan konten pornografi. Sayang, umur Elaelo hanya seumur jagung.
Pemerintah nampaknya langsung memblokir Elaelo karena asal usulnya yang tidak jelas dan potensi ancaman pencurian data pribadi.
Sesaat sebelum ditangguhkan, laman Elaelo menyematkan gambar Burung Garuda Pancasila. Di bawahnya, ada tulisan Welcome to elaelo - medsos lokal pengganti X/Twitter.
Tepat di kiri laman Elaelo, tampak gambar topeng Guy Fawkes, yang sempat muncul dalam film V for Vendetta atau dikenal sebagai topeng anonim.
Melalui platform X, ramai-ramai warganet mencoba mengakses platform elaelo yang disebut-sebut buatan pemerintah. Namun banyak masyarakat mengaku sulit untuk mengakses laman tersebut.
“Elaelo masuk g jls,mana cookies gak ada opsi, jadi yg login kudu accept all,” tulis akun @dh*****.
Salah satu warganet yang sempat berhasil masuk ke laman Elaelo mengatakan, tampilannya mirip dengan X.
“Pemerintah mau gantiin Twitter pake Elaelo, UI nya sendiri pake teknik Amati Tiru Plek-ketiplek. Bahasa yang dipake ini ngawur cik, masa ada tab "Lambe" kan aneh ya,” tulis @kenapa*****.
Ancaman Data Pribadi
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi meminta masyarakat untuk tidak menggunakan platform media sosial Elaelo yang diklaim sebagai pengganti X (dulunya Twitter).
Heru mengatakan, saat ini belum diketahui secara pasti siapa pengembang Elaelo dan bagaimana fungsi dari platform tersebut.
Dia mengimbau agar masyarakat tidak terlalu mengumbar banyak data pribadi atau bahkan tidak menggunakan platform tersebut, sebelum mengetahui asal usul Elaelo.
“Kalau belum jelas dan belum terdaftar baiknya jangan terlalu mengumbar banyak data pribadi dan bahkan jangan dulu menggunakan aplikasinya,” kata Heru, Senin (17/6/2024).
Di sisi lain, Heru mengapresiasi jika ada aplikasi anak bangsa yang dapat bersaing atau menggantikan media sosial yang sudah ada saat ini.
Kendati begitu, dia mengingatkan baik media sosial dari luar maupun karya anak harus tetap mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, baik melawan hoaks, ujaran kebencian, pornografi, hingga perjudian.
Termasuk, memastikan keamanan siber dan keamanan data pengguna mengingat Indonesia telah memiliki Undang-undang No. 27/2022 tentang Pelindungan Data Pribadi.
Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi kehadiran media sosial yang diklaim buatan Pemerintah RI bernama Elaelo.
Firman mengatakan, jika benar platform tersebut dibuat oleh negara, seharusnya ada pengumuman dan sosialisasi dari pemerintah mengenai media sosial tersebut sebelum diperkenalkan kepada masyarakat luas.
“Jadi lebih baik berhati-hati untuk tidak buru-buru mendaftar dan memberikan data pribadi,” kata Firman, Senin (17/6/2024).
Selain itu, Firman menyebut bahwa saat ini platform Elaelo belum tersedia di Play Store dan App Store, dua fitur yang menyediakan sejumlah aplikasi yang dapat dipasang pada perangkat teknologi.
“Salah satu jaminan platform aman jika telah dikurasi kedua platform penjualan ini,” ujarnya.
Di sisi lain, platform ini mendapat banyak keluhan lantaran sulit untuk diakses dan keanehan lain yang ditemukan oleh calon pengguna. Menurut Firman, ada dua kemungkinan platform tersebut sulit untuk diakses.
Fase Uji Coba
Pertama, platform masih dalam fase uji coba sehingga ketika mendapat pendaftar dalam jumlah besar, Elaelo mengalami gangguan dan tidak berhasil diakses.
Hal serupa, kata dia, juga terjadi pada platform milik mantan Presiden AS Donald Trump, Truth. Saat pertama kali diluncurkan, platform tersebut mengalami hal serupa dan akhirnya dapat berfungsi setelah diatasi gangguannya.
“Kemungkinan kedua, dan ini harus diwaspadai, adanya pihak tertentu yang memanfaatkan peluncuran platform baru ini untuk phising,” ungkapnya.
Phising merupakan bentuk pencurian data pribadi pengguna perangkat digital, yang juga mengincar username dan password.
Dia menuturkan, berdasarkan kebiasaan username dan password pemilik akun di Indonesia seringkali tidak berbeda antara platform satu dengan yang lain. Sehingga ketika berhasil dipancing, pelaku phising akan mencoba untuk menembus platform-platform lain seperti media sosial, email, lokapasar, atau bahkan rekening.
Sementara itu, Pengamat Teknologi dari Vaksincom Alfons Tanujaya mempertanyakan kebenaran pemilik dari platform tersebut.
“Siapa yang klaim Elaelo buatan pemerintah? Domainnya saja tidak secure. Owner-nya dicari aksaradigital,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (17/6/2024).
Menurutnya, jika benar platform tersebut merupakan milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hal tersebut tentu menjadi pertanyaan besar mengingat domain Elaelo tidak aman. Selain itu, dia mengatakan bahwa sebagai regulator pemerintah seharusnya tidak menjadi pemain.
“Kalau benar Kemkominfo sih harusnya jadi pertanyaan besar kok websitenya seperti itu. Lagipula Kemkominfo kan regulator kok jadi pemain,” pungkasnya.
Lenyap
Sementara itu, berdasarkan pantauan Bisnis.com, pada Senin (17/6/2024), pukul 16.21 WIB, platform dengan alamat elaelo.id tidak dapat diakses.
“This account has been suspended [akun ini telah ditangguhkan],” demikian bunyi tampilan pada laman Elaelo, dikutip Senin (17/6/2024).
Belum diketahui secara pasti penyebab platform tersebut ditangguhkan. Selain itu, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah mengenai platform Elaelo.