Rerata Kecepatan Starlink Disebut 50 Mbps, Mampu Layani 40.000 Pengguna RI

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 5 Juni 2024 | 12:26 WIB
Pengguna mengakses layanan internet Starlink dari hutan di tengah malam/dok. akun X Starlink
Pengguna mengakses layanan internet Starlink dari hutan di tengah malam/dok. akun X Starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai satelit orbit rendah Starlink dinilai hanya memiliki kecepatan rata-rata sebesar 50 Mbps. Dengan kondisi itu, jumlah pelanggan yang dapat dilayani diperkirakan hanya 40.000 pengguna.

Jumlah kecepatan tersebut juga diperkirakan berkurang seiring dengan makin banyaknya pengguna Starlink. Sementara itu peluang Elon Musk untuk menambah satelit agar kecepatan naik, Mastel menilai sulit dilakukan.

Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa Starlink hanya mampu melayani 40.000 pengguna per titik dengan  memberikan layanan internet sebesar 50 Mbps. Kecepatan akan menurun ketika makin banyak pemakainya. 

Dengan kondisi tersebut, menurutnya, perusahaan telekomunikasi dalam negeri tidak perlu khawatir terhadap Starlink, yang dianggap sebagai pelengkap di industri telekomunikasi.

“Kami sudah melakukan perhitungan yang namanya starling itu dia jualan 50 mbps rata-rata, itu sasarannya tidak sampai 40.000 pengguna per titik,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Selasa (4/6/2024). 

Dia juga berpendapat bahwa Starlink akan menjadi pelengkap bagi industri telekomunikasi. Perusahaan tersebut tidak akan menggerus pasar pemain telekomunikasi dalam negeri, apalagi jika menawarkan layanan dengan harga tinggi. 

Masyarakat Indonesia dia sebut sangat sensitif soal harga dan layanan internet.

"Selama harga dan kualitas sesuai dengan keinginan maka Anda beli. Kalau secara kompetisi itu tidak masuk dalam kebutuhan anda, tidak akan terjadi transaksi,” 

Dia juga mengatakan faktor lain yang membuat Starlink tidak dapat menandingi perusahaan mobile dan fixed broadband adalah karena keterbatasan kapasitas.

Selanjutnya, faktor terakhir, adalah target pasar yang berbeda di mana Starlink hanya mengincar daerah rural yang tidak terjangkau internet karena biaya penggelaran jaringan mahal.

“Siapa yang ingin menarik serat optik ke Kepulauan Aru? Tidak ada. Jadi kita harus menerima keadaan ini sebagai berkah teknologi,” kata Sarwoto. 

Dia menjelaskan bahwa Starlink telah membuat konvergensi layanan darat dan angkasa. Jika dahulu konvergensi darat itu adalah dengan mensinergikan mobile dan fixed broadband, 4 tahun terakhir ini secara diam diam pemain satelit ini mengkonvergensikan jaringan mobile-fixed  dan satelit. 

“Ini  [satelit] akan berkembang terus dan buat Indonesia ini penting kita membutuhkan ini karena masih 5% penduduk kita belum mendapat sinyal,” kata Sarwoto.

Sekadar informasi, saat ini banyak pengguna di Tanah Air mulai berlangganan Starlink. Layanan internet ini dianggap cocok di wilayah lapang tanpa halangan. Kecepatan yang dihasilkan per titik, sejauh ini, bisa mencapai di atas 200 Mbps.

Belum diketahui kecepatan yang diterima pengguna 1-2 tahun ke depan saat pengguna Starlink makin banyak.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper