Pegawai Google Protes, Tolak Bikin Teknologi untuk Muluskan Genosida Israel

Redaksi
Rabu, 6 Maret 2024 | 14:28 WIB
Tangkapan layar pegawai Google yang melakukan protes atas pemanfaatan teknologi untuk membantu genosida Israel/dok. tangkapan layar X.com
Tangkapan layar pegawai Google yang melakukan protes atas pemanfaatan teknologi untuk membantu genosida Israel/dok. tangkapan layar X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pegawai Google melakukan aksi protes kepada Direktur Pelaksana Google Israel Barak Regev di acara konferensi teknologi di New York.

Barak Regev tengah menyampaikan pidatonya pada konferensi "Mind the Tech," sampai seseorang yang memakai baju oranye dan mengidentifikasi dirinya sebagai insinyur di divisi Cloud Google berdiri dan mengatakan bahwa dirinya menolak membuat teknologi untuk genosida.

"Saya menolak untuk membuat teknologi yang akan dipergunakan untuk genosida dan apartheid," katanya sembari dipersilakan untuk keluar dari ruangan oleh petugas. 

Dia menginterupsi acara tersebut untuk menyuarakan genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza dan proyek kontroversial Google "Project Nimbus." 

Pada April 2021, Google telah menandatangani kontrak senilai US$1,2 miliar yang disebut Project Nimbus untuk menyediakan layanan cloud kepada militer dan pemerintah Israel. Hal ini memicu 90 karyawan Google dan 300 karyawan Amazon untuk membuat surat terbuka di laman resmi Guardian untuk memprotes proyek tersebut.

Melansir dari The Intercept Rabu (6/3/2024), teknologi ini memungkinkan pengumpulan data dan pengawasan lebih lanjut yang melanggar hukum dan memfasilitasi perluasan pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina.

Meskipun mereka tidak memberikan detail secara spesifik bagaimana Nimbus akan digunakan, dokumentasi menunjukan bahwa cloud tersebut akan memberikan Israel kemampuan untuk deteksi wajah, kategorisasi gambar otomatis, pelacakan objek, dan bahkan analisis konten emosional dari gambar, ucapan, dan tulisan. 

Sebelumnya, lebih dari 600 karyawan Google telah menandatangani surat yang berisikan penolakan terhadap acara konferensi Mind the Tech kepada Kepemimpinan Pemasaran Google. 

"Tolong menarik diri dari Mind the Tech, sampaikan permintaan maaf, dan dukung Google serta pelanggan yang putus asa atas banyaknya korban jiwa di Gaza. Kami membutuhkan Google untuk bekerja lebih baik," tulisan dalam surat tersebut mengutip dari Wired Rabu (6/3/2024).

Insinyur Perangkat Lunak YouTube Zelda Montes, juga mengatakan bahwa solidaritas pekerja sangat penting untuk menyuarakan teknologi AI Israel yang digunakan untuk genosida terhadap rakyat Palestina. 

“Meski pemimpin kita terus mengecewakan, saya harap kita sebagai pekerja Google merasa lebih berdaya untuk berjalan bersama dan bertanya pada diri sendiri apa lagi yang bisa kita lakukan untuk secara kolektif melawan teknologi yang digunakan untuk genosida,” kata Montes.

Konferensi "Mind the Tech" yang berlangsung selama dua hari dimulai pada 4 Maret 2024 itu bertujuan untuk menyoroti ketahanan industri teknologi Israel, terutama dalam menghadapi ekonomi yang merosot menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober silam. Sampai hari ini (5/3/2024), sebanyak 1.300 orang Israel meninggal dunia dan 31.000 orang Palestina telah terbunuh dalam aksi militan yang dilakukan oleh Israel tesebut. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper