Shahed-191, Drone Buatan Iran yang Jadi Andalan Rusia Gempur Ukraina

Crysania Suhartanto
Selasa, 6 Februari 2024 | 11:30 WIB
Drone Militer Shahed-191 sedang lepas landas dari sebuah kendaraan/dok. Platform X
Drone Militer Shahed-191 sedang lepas landas dari sebuah kendaraan/dok. Platform X
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Drone Shahed-191 asal Iran menjadi buah bibir di dunia militer internasional karena sudah sudah banyak digunakan dalam perang Ukrania-Rusia hingga penyerangan ke Israel. 

Shahed-191 dirancang oleh Shahed Aviation Industri dari Iran. Dikutip dari Foreign Affair Insight & Review, drone ini pertama kali terdengar pada Februari 2018, saat dikirimkan Suriah untuk masuk ke wilayah udara Israel. 

Menariknya, drone ini sempat masuk ke wilayah Israel sebelum akhirnya ditembak oleh militer setempat. Alhasil, kehadiran drone ini sempat menjadi perhatian dunia karena memiliki kemampuan untuk menembus perbatasan internasional. 

Selain itu, Shahed-191 juga pernah digunakan oleh Kors Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dalam gabungan serangan drone dan rudal terhadap ISIS di Suriah pada Oktober 2018.

Sejak itu, Shahed-191 sudah menjadi perhatian keamanan global. 

Namun, pada Mei 2023, dikutip dari Aljazeera, Shahed-191 justru digunakan Rusia untuk menjadi salah satu jenis senjata dari 31 drone tempur yang menyasar ibukota Ukraina, Kota Kyiv.

Shahed-191 sedang menjatuhkan bom
Shahed-191 sedang menjatuhkan bom

Oleh karena itu, setelah serangan tersebut Presiden Ukrania Volodymyr Zelenskyy justru berterima kasih pada kekuatan pertahanan udara negaranya karena dampak yang dihasilkan dari senjata pamungkas ini hanya 3 orang tewas dan 11 orang luka-luka. 

Memang, jika Ukrania tidak memiliki pertahanan udara, dampak yang dihasilkan dari Shahed-191 akan jauh lebih parah. 

Diketahui, Shahed-191 merupakan pesawat tempur tanpa awak yang direkayasa ulang oleh Iran dari UAV Sentinel Lockheed Martin RQ-170. Hal inipun dilakukan saat pesawat Sentinel RQ-170 sempat ditangkap pada 2011. 

Namun, memang Shahed-191 memiliki ukuran yang jauh lebih kecil atau hanya 60% dari Sentinel RQ-170, yakni dengan rentang sayap selebar 7,31 meter dengan panjang 2,7 meter. 

Selain itu, Shahed-191 memiliki jangkauan terbang hingga radius 1500 km dari menara pengendali. Selain itu, pesawat juga dapat terbang hingga 4,5 jam tanpa berhenti. 

Dengan dilengkapi mesin turbojet, teknologi yang satu ini mampu untuk terbang pada ketinggian 25 ribu kaki, kecepatan jelajah 300 km/jam, dan kecepatan maksimum 350 km/jam. Lebih lanjut, beban total yang dapat dibawa adalah 50 kg.

Menariknya, model ini dilengkapi dengan kompartemen internal yang memungkinkan untuk membawa 2 rudal Sadid-1 di dalam badan pesawat. Hal inipun yang membuat pesawat tidak mengalami peningkatan tanda radar layaknya pesawat militer lain, saat bom menggantung di luar badan pesawat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper