Bisnis.com, JAKARTA - Center of Law and Economic Studies (Celios) mengatakan debat cawapres malam ini harus banyak membahas terkait pemerataan ekonomi digital di Indonesia.
Direktur Ekonomi Digital, Nailul Huda, mengatakan pemerataan ekonomi digital ini termasuk infrastruktur, SDM, dan penggunaan teknologi.
“Pemerataan ekonomi digital menurut saya harus banyak dibahas oleh Cawapres pada debat Jumat malam ini. Pemerataan ekonomi digital jalan di tempat, baik dari sisi infrastruktur, SDM, dan penggunaan teknologinya,” ujar Huda kepada Bisnis, Jumat (22/12/2023).
Menurut Huda, pembangunan infrastruktur di daerah Indonesia timur masih sangat ketinggalan. Parahnya, uang yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastruktur malah dikorupsi.
Huda mengatakan, jangankan sinyal 4G yang dinikmati masyarakat perkotaan. Menurutnya, di desa-desa keberadaan sinyal 2G saja sangat sulit di temui.
Lebih lanjut, Huda juga melihat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah. Menurutnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui manfaat dan risiko digital.
“Peringkat Indonesia di indikator knowledge digital sangat buruk, masuk dalam negera dengan peringkat buncit dari 64 negara,” ujar Huda.
Alhasil, Huda mengatakan banyak masyarakat yang terjerat pinjaman online ilegal ataupun judi online. Selain itu, penggunaan digital akhirnya menjadi timpang antar masyarakat di beberapa daerah.
Selain itu, Huda mengatakan ekonomi digital Indonesia yang mencapai Rp500 triliun hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu saja dan bukan semua lapisan masyarakat.
“UMKM kita juga sangat minim memanfaatkan ekonomi digital, harus ada akselerasi digitalisasi UMKM,” ujar Huda.
Sebagai informasi, debat calon wakil presiden atau debat cawapres 2024 akan digelar malam ini, Jumat (22/12/2023) di JCC Senayan, Jakarta. Adapun salah satu tema yang dibahas yakni ekonomi digital.
Untuk visi ekonomi digital paslon capres dan cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, mereka berkomitmen untuk memperkuat dan memeratakan literasi digital di kalangan masyarakat, untuk mencapai pemerataan ekonomi.
Kemudian, dalam mengentaskan kemiskinan, sebagaimana tertuang dalam misi keduanya, Anies-Cak Imin berkomitmen untuk memperbaiki akurasi data kemiskinan, digitalisasi database kemiskinan Indonesia, serta digitalisasi sistem monitoring dan evaluasi program pengentasan kemiskinan.
Sementara paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengatakan perlunya penciptaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digital untuk mendorong industri kreatif.
Selain itu, Prabowo-Gibran berkomitmen untuk mendorong digitalisasi UMKM dan mengembangkan sistem pembiayaan alternatif UMKM melalui digitalisasi keuangan, sebagai cara untuk mendorong kewirausahaan guna menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Terakhir, paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki visi untuk meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5-8%.
