Volume Transaksi Meningkat Saat Harbolas, Berkah atau Musibah bagi Startup?

Anitana Widya Puspa, Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 14 Desember 2023 | 03:43 WIB
Konsumen memilih produk di salah satu situs berjualan online saat program 12.12 di Kerten, Laweyan, Solo, Rabu (12/12)/JIBI-M. Ferri Setiawan
Konsumen memilih produk di salah satu situs berjualan online saat program 12.12 di Kerten, Laweyan, Solo, Rabu (12/12)/JIBI-M. Ferri Setiawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah lonjakan volumen transaksi saat Hari belanja nasional (Harbolnas), startup logistik dihadapkan pada peningkatan trafik yang harus diantisipasi. 

CEO Jedi Global Teknologi Elsa Mayasari mengatakan tahun demi tahun, terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas pembelian online selama Harbolnas. 

Pada 2021, Harbolnas mampu mencatatkan transaksi sebesar Rp18,1 triliun atau meningkat 56% dari tahun sebelum nya dan di tahun 2022 total transaksi selama mencapai Rp22,7 triliun. Angka ini tumbuh 26% secara tahunan atau memiliki selisih sampai Rp4 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Data ini mencerminkan dinamika ekonomi digital Indonesia yang makin berkembang. Jedi Solutions melihatnya sebagai indikator positif bagi ekosistem perdagangan elektronik di Indonesia.

Namun, lanjutnya, ada beberapa dinamika peluang dan tantangan yang dihadapi oleh industri e-commerce selama Harbolnas. 

Selama Harbolnas, e-commerce sering mengalami lonjakan luar biasa dalam jumlah pengunjung dan transaksi. Menjaga situs tetap online, cepat, dan dapat diakses menjadi prioritas utama. 

“Ini menjadi peluang untuk meningkatkan infrastruktur IT guna menangani beban lalu lintas yang tinggi, namun juga menjadi tantangan dalam memastikan kehandalan sistem saat beban kerja meningkat secara dramatis,” kata Elsa kepada Bisnis, Kamis (14/12/2023).

Selain itu, Harbolnas menjadi momen di mana semua e- commerce bersaing ketat untuk menarik perhatian konsumen. Ini menciptakan dinamika kompetitif yang besar, yang merupakan peluang bagi platform yang telah mempersiapkan strategi pemasaran yang kuat. 

 “Pengalaman pelanggan (customer experience) menjadi krusial untuk keberhasilan dalam ranah digital. Namun, ekosistem kami bergantung pada banyak mitra yang berbeda di sektor pembayaran, logistik, dan gudang penyimpanan. Menilai apakah keterlambatan (latency) terkait dengan jaringan atau faktor internal sangat sulit, bahkan terhubung dengan mitra-mitra menjadi tantangan tersendiri,” kata Elsa.


Sementara itu, Chief Marketing Officer (CMO) Ninja Xpress Andi Djoewarsa menjelaskan pada 2023, catatan pengiriman Ninja Xpress pada periode harbolnas mengalami peningkatan pada periode 10/10 hingga 11/11 sebanyak 20%. Hal ini juga menunjukkan keberlanjutan tren dari tahun sebelumnya yang diperkirakan terjadi pada harbolnas 12.12.

“Perkiraannya seperti itu, melihat pola yang ada. Saat ini sedang berlangsung pengiriman paket untuk konsumen yang membeli saat harbolnas 12.12,” kata Andi.

Selama ini, paparnya, lebih dari 90% paket yang dikirim berukuran kecil (maksimal 20x11x7cm), didominasi oleh kosmetik dan aksesoris fashion seperti baju, jam tangan, kacamata, dan sepatu.

Ninja Xpress juga mencatat sepanjang 2023, UKM/shipper Ninja Xpress di Bekasi, Tangerang, dan Bogor mendominasi sebagai daerah asal pengiriman terbanyak. Sementara itu, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur menjadi daerah tujuan pengiriman terbanyak. 

Ninja Xpress juga berhasil mempertahankan tingkat layanan (Service Level Agreement/SLA) sebesar 98%, yang menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberikan pelayanan dan fasilitas pengiriman tepat waktu.

Dalam menghadapi dinamika pasar saat ini, Ninja Xpress tidak hanya fokus pada pengembangan inovasi layanan ke UKM saja, tetapi juga secara aktif mencoba untuk mengembangkan layanannya ke segmen bisnis yang menargetkan kerjasama dengan perusahaan. 

Dengan melihat bahwa peluang kerjasama dengan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan di sektor logistik memiliki ruang eksplorasi dan potensi yang besar.

“Komitmen kami menyongsong tahun 2024 dengan merilis inovasi-inovasi terbaru sebagai bentuk dukungan konkret bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui penyediaan layanan Aksilerasi dan perluasan kerjasama pengiriman Business-to-Business,” imbuhnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper