Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok peretas atau hacker Rusia Killnet mendukung langkah Hamas dalam menyerang Israel. Killnet mengancam akan menyerang website pemerintahan Israel, tersirat dari pesan yang ditinggalkan.
Dilansir dari Cybernews, Senon (9/10/2023) Kelompok peretas terkenal asal Rusia, Killnet, menargetkan serangan siber ke berbagai organisasi Israel untuk menemani gempuran yang dilakukan militan Hamas.
Baku tembak antara Hamas dan Pasukan Pertahanan Israel terus berlanjut, dan kini, para pejuang dunia maya telah bergabung dalam pertempuran tersebut.
Killnet menyatakan dalang dari serangan terhadap Telegram, sebuah jejaring sosial, yang untuk terhubung ke situs web gov.il dari seluruh dunia.
Kelompok peretas Rusia Killnet telah menyatakan dukungannya terhadap Hamas dan membuat pernyataan berikut tentang Israel:
"Pemerintah Israel, Anda bertanggung jawab atas pertumpahan darah ini. Pada 2022, Anda mendukung rezim teroris di Ukraina. Anda mengkhianati Rusia. Hari ini, Killnet secara resmi memberi tahu Anda tentang hal ini! Semua sistem pemerintahan Israel akan menjadi sasaran serangan kami." tulis Killnet.
Baca Juga Juru Bicara Hamas Berterima Kasih ke Iran atas Bantuan Uang dan Senjata untuk Perang di Israel |
---|
Di Telegram, Killnet mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak menargetkan warga Israel biasa. Target mereka adalah “rezim” yang menjual dirinya kepada NATO, yang dituding sebagai aktor teroris utama.
Serangan Killnet juga tidak akan menyerang infrastruktur penting kedua belah pihak.
Pada perkembangan lain, Anonymous Sudan, kelompok hacktivist lainnya yang diduga terhubung dengan Rusia bukan Sudan, telah memihak Hamas dan Killnet di Telegram.
Kelompok ini menyerang situs The Jerusalem Post pada hari Minggu. Outlet media tersebut mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa sistem mereka mati
“The Jerusalem Post telah menjadi sasaran beberapa serangan siber pagi ini yang menyebabkan situs kami mogok,” tulis dalam X.
Anonymous Sudan mengeklaim telah menargetkan Iron Dome Israel, sistem pertahanan udara segala cuaca yang dapat digunakan di negara tersebut, dan juga mengatakan telah menyerang aplikasi Alert di Israel.
Kelompok peretas Rusia lainnya, Cyber Army of Russia, sedang melakukan jajak pendapat untuk menentukan pihak mana yang harus mereka dukung pada Minggu malam.