Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Rusia, Operation Zero, baru-baru menawarkan kepada para peneliti kontrak dengan nilai mencapai US$20 juta untuk meretas perangkat android dan iOS.
Penawaran ini disampaikan melalui akun X (dahulu Twitter) resmi Operation Zero belum lama ini dengan beberapa perangkat meliputi iOS RCE/LPE/SBX maupun android RCE/LPE/SBX dengan kisaran US$200.000 – US$20.000.000.
“Seperti biasa, end user dalam bisnis ini adalah negara-negara di luar NATO (The North Atlantic Treaty Organization),” tulis Operation Zero dalam akun X-nya dikutip Bisnis.com, Senin (2/10/2023).
Mengutip pemberitaan Cybersecuritynews.com, Sergey Zelenyuk selaku CEO perusahaan Rusia yang didirikan pada 2021 itu menolak memberitahukan alasan menjual layanan kepada negara-negara di luar NATO.
Zelenyuk hanya mengatakan alasan Operation Zero mengambil langkah tersebut sudah jelas, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Masih berdasarkan keterangan Zelenyuk, uang yang ditawarkan oleh perusahaannya bersifat sementara serta mengikuti mekanisme pasar, tergantung kepada tingkat kesulitan dalam meretas iOS dan android.
Operation Zero tidak sendiri. Perusahaan rintisan (startup) yang didirikan pada 2015 bernama Zerodium juga bersedia membayar US$2,5 juta kepada peretas yang bisa melakukan peretasan terhadap iOS atau android tanpa melibatkan pengguna.
Dalam hal ini, peretas tidak perlu melibatkan pengguna untuk mengeklik tautan phising untuk dapat masuk ke dalam sistem perangkat yang digunakan.
Tidak berhenti di kedua perusahaan itu. Salah satu perusahaan berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Crowdedfense, menjanjikan uang senilai US$3 juta kepada pelaku peretasan dengan target sama, iOS dan android.