Bisnis.com, JAKARTA - Momentum Works, lembaga konsultan asal Singapura, melaporkan bahwa penetrasi TikTok di sektor dagang el atau e-commerce makin dalam.
Di Indonesia, gross merchandise volume atau volume barang dagangan kotor TikTok melebihi PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) dan mendekati PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
Dalam laporan Ecommerce in Southeast Asia (SEA) dikutip, Selasa (20/6/2023), Momentum Works mengumumkan bahwa dari total US$51,9 miliar (Rp778 triliun/kurs dolar Rp15.000) GMV e-commerce di Indonesia, TikTok berkontribusi sebesar 5 persen atau sekitar US$2,6 miliar.
Kontribusi tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan Bukalapak yang sebesar 10 persen dan lebih besar jika dibandingkan dengan Blibli (4 persen).
Momentum Works memasukkan TikTok dan Blibli sebagai penantang baru bagi Bukalapak, Tokopedia, Lazada dan Shopee yang sudah hadir lebih dahulu di Indonesia.
Pada laporan Momentum Works mengenai pasar eCommece Asia Tenggara 2020, laporan sebelumnya, TikTok dan Blibli belum masuk perhitungan.
Saat itu pangsa pasar masih diperebutkan oleh Shopee (37 persen) Tokopedia (35 persen) Lazada (11 persen) dan Bukalapak (7 persen). GMV e-commerce Indonesia pada saat itu juga masih berada di kisaran U$40,1 miliar.
Adapun dalam laporan terbarunya, GMV e-commerce Indonesia telah mencapai Rp778,34 triliun pada 2022.
Shopee masih jadi penguasa di Indonesia dengan pangsa pasar 36 persen, disusu kemudian Tokopedia (35 persen), Lazada (10 persen), Bukalapak (10 persen) TikTok (5 persen) dan Blibli (4 persen).
MW menghilangkan JD.ID yang pada laporan sebelumnya berbegai posisi dengan Blibli. JD.ID memutuskan untuk hengkang dari Indonesia.
TikTok sendiri tidak hanya hadir di Indonesia, juga menjadi salah satu pemain baru yang diperhitungkan di Malaysia, Singapura, Thailan, Vietnam dan Filipina.
Belum lama ini TikTok menyatakan keseriusannya dalam membangun UMKM di dalam negeri dan berkomitmen untuk berivestasi miliar dollar dalam 3-5 tahun ke depan.