Mastel Usul Hitung Ulang Kebutuhan Bandwidht per Kapita di Daerah 3T

Rahmi Yati
Minggu, 18 Juni 2023 | 21:24 WIB
ilustrasi stasiun bumi/unsplash
ilustrasi stasiun bumi/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) meniliai pemerintah perlu menghitung ulang kebutuhan internet per kapita masyarakat, agar seluruh rakyat mendapat akses internet yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. 

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan bagi negara dengan kondisi alam seperti Indonesia, kebutuhan satelit sebagai salah satu solusi, akan mutlak diperlukan bahkan sampai jangka panjang. 

Satelit HTS menjadi solusi broadband andalan di daerah yang sulit dijangkau, baik karena kondisi geografis yang terjal, atau pun secara populasi sangat rendah, dan lain-lain, yang dalam istilah regulasi Indonesia dikalsifikasikan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Oleh sebab itu, untuk memberikan layanan internet yang cukup di daerah 3T, Kemenkominfo disarankan untuk melakukan pengkajian ulang terkait kebutuhan internet cepat masyarakat Indonesia. 

“Artinya, berapa bandwidth yang dibutuhkan perkapita, untuk masing-masing kondisinya. Ini akan membantu dalam membuat perencanaan infrastruktur broadband yang akurat secara nasional,” kata Sigit, Minggu (18/6/2023). 

Sigit menambahkan masyarakat juga perlu membedakan antara kebutuhan universal access dengan universal services. Universal access dapat dikategorikan sebagai perlunya tersedia akses broadband secara komunal, sehingga penyebutannya dengan titik akses. 

Pada kategori inilah solusi seperti Satria menjadi penting sekali untuk menghindari digital divide. 

“Saya yakin dengan kondisi alam Indonesia, daerah seperti ini masih terus ada [kebutuhan akses] bahkan secara jangka panjang,” kata Sigit. 

Sementara itu,  di wilayah lain, mungkin kebutuhannya sudah ditingkatkan menjadi universal services, yang berarti ketersediaan layanan internet cepat, sudah sampai terdistribusi untuk setiap rumah tangga, bahkan individu. 

Perkembangan ini diharapkan terus terjadi di daerah kota besar, kota, atau daerah rural yang mulai berkembang. 

“Karenanya secara perncanaan, menjadi penting memiliki target kapan suata daerah akan membutuhan layanan fiber sampai ke rumah-rumah, kapan masih memerlukan mobile broadband yang berbasis teknologi selular dan seterusnya. Tentunya dengan memperhatikan berbagai kategori detail termasuk teknis, populasi, kemudahan, afordabilitas, dan lain sebagainya,” kata Sigit. 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berencana memangkas jumlah titik yang layanan Satelit Satria dari yang awalnya 150.000 titik menjadi sekitar 50.000 titik, agar layanan yang diterima setiap titik dapat makin optimal berkisar 3-4 Mbps. 

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan 150.000 titik adalah data perencanaan tahun 2017. Saat itu, internet dengan kecepatan 1 mbps cukup baik, untuk mengirim pesan elektronik baik melalui aplikasi atau pun email.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper