Ini Alasan Amazon Kembali PHK Massal 9.000 Karyawan

Khadijah Shahnaz Fitra
Selasa, 21 Maret 2023 | 09:53 WIB
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Amazon.com Inc, salah satu e-commerce terbesar di dunia bakal kembali memangkas 9.000 karyawan. Keputusan tersebut menambah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang telah melanda sektor teknologi.

Dilansir dari Reuters, Selasa (21/3/2023), perusahaan yang kerap menggembar-gemborkan penciptaan lapangan kerja, Amazon akan menghapus 27.000 posisi dalam beberapa bulan terakhir atau 9 persen dari sekitar 300.000 karyawan.

PHK massal kali ini berfokus pada divisi cloud dan periklanan Amazon. Sebelumnya, divisi tersebut dinilai sangat menguntungkan, tapi dengan adanya tech winter, beberapa pelanggan mulai mengurangi pengeluaran hingga berdampak pada Amazon. 

Selain itu, PHK ini juga akan berdampak pada unit streaming Amazon, Twitch. CEO Twitch, Dan Clancy, yang baru saja ditunjuk ini mengatakan bahwa platform ini akan memberhentikan lebih dari 400 karyawan. Pemangkasan di Amazon akan dilakukan pada April mendatang. 

Amazon bertujuan untuk menyelesaikan siapa saja yang akan diberhentikan dalam putaran baru pemutusan hubungan kerja pada April 2023.

Dalam sebuah catatan kepada para karyawan yang diposting Amazon secara online, CEO Amazon, Andy Jassy mengatakan bahwa keputusan PHK berdasarkan pertimbangan berkelanjutan mengenai prioritas dan ketidakpastian mengenai ekonomi.

"Beberapa orang mungkin bertanya mengapa kami tidak mengumumkan pengurangan peran ini bersamaan dengan yang kami umumkan beberapa bulan yang lalu. Jawaban singkatnya adalah karena tidak semua tim telah selesai melakukan analisis pada akhir musim gugur lalu," tulisnya. 

Jassy mengatakan bahwa mengingat kondisi ekonomi yang tidak menentu dan ketidakpastian yang ada di masa depan, Amazon telah memilih untuk lebih efisien dalam hal biaya dan jumlah karyawan. 

Pada bulan lalu pun perusahaan e-commerce ini mengatakan bahwa laba operasional mungkin akan terus merosot pada kuartal ini, terpukul oleh dampak keuangan dari konsumen dan pelanggan cloud yang mengurangi pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper