Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan bisnis layanan telekomunikasi pada beberapa tahun ke depan diperkirakan mengarah pada persaingan fixed-mobile convergence (FMC) atau produk layanan internet tetap dan internet bergerak yang dibundel menjadi satu. Di Eropa, penetrasi konvergensi perlahan merangkak naik, kendati masih ada persoalan harga.
Mobile Expert, lembaga riset global yang fokus pada pasar seluler, menyebutkan dalam laporannya bahwa penetrasi produk konvergensi di Eropa meningkat secara bertahap pada 2022.
Berdasarkan studi Mobile Expert terhadap enam operator jaringan terbesar dengan operasi tetap dan seluler di berbagai pasar Eropa, basis pelanggan FMC (Fixed-Mobile Convergence) merangkak naik di Eropa, menjadi sekitar 37 persen dari rumah tangga broadband ritel.
Pada 2019 penetrasi FMC masih berada di kisaran 35 persen dan diproyeksikan akan mencapai 41 persen pada 2025. Laporan tersebut juga menyatakan meskipun manfaat FMC sudah jelas, FMC hanya menguntungkan di beberapa ceruk pasar. Di pasar yang sensitif terhadap harga, persaingan dan konsumen yang mencari nilai, beberapa operator justru menarik kembali produk konvergensinya.
Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia Muhammad Arif berpendapat tidak jauh dengan di pasar Eropa, masyarakat di Indonesia juga memiliki perhatian terhadap harga layanan internet di berbagai produk, termasuk produk konvergensi.
“Affordability menjadi salah satu faktor bagi masyarakat dalam berlangganan internet, khususnya di daerah terdepan, terluar, tertinggal [3T],” kata Arif, Jumat (13/1/2023).