Hasil Polling, Mayoritas Warganet Pilih Elon Musk Mundur dari Twitter

Khadijah Shahnaz Fitra
Selasa, 20 Desember 2022 | 09:50 WIB
Elon Musk/Bloomberg
Elon Musk/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Twitter, Elon Musk, sepertinya akan mundur dari kursi kepemimpinan setelah meluncurkan jajak pendapat di Twitter yang meminta pengguna untuk memilih apakah dia harus mundur sebagai kepala eksekutif platform media sosial tersebut

Dilansir dari Cnet.com, Selasa (20/12/2022), mayoritas warganet memilih Musk keluar dari Twitter atau sebanyak 57 persen atau 17,5 juta akun memilih memberi jawaban Ya.

"Haruskah saya mundur sebagai kepala Twitter?" dia menulis dalam pertanyaan jajak pendapat hari Minggu.

Musk kemudian menambahkan bahwa dia akan mematuhi hasil jajak pendapat tersebut. Musk tidak mencuitkan komentar apa pun segera setelah polling 12 jam selesai.

Langkah tersebut dinilai akan mengakhiri kekacauan berbulan-bulan di Twitter, setelah Musk membayar US$44 miliar untuk membeli perusahaan media sosial itu pada 27 Oktober.

Musk mengatakan dia berencana untuk mengizinkan pernyataan apa pun di Twitter yang tidak melanggar hukum. Hal tersebut dilakukan karena dia mengklaim dirinya sebagai seseorang yang mendukung kebebasan berbicara.

Segera setelah membeli perusahaan, Musk memecat beberapa eksekutif senior, menempatkan dirinya sebagai CEO Twitter. Dia juga memulai serangkaian perubahan besar yang menyebabkan sekitar 80 persen staf diberhentikan, dipecat, atau keluar karena dia secara rutin mengubah cara kerja situs web.

Terutama pada bulan lalu Twitter sempat meluncurkan layanan verifikasi "centang biru,". Layanan ini pun tidak bertahan lama dikarenakan adanya gangguan dari troll dan akun "terverifikasi" palsu.

Selain itu, pada minggu lalu, Musk menangguhkan akun media yang secara kritis meliput kepemimpinannya, termasuk The Washington Post, The New York Times, dan CNN. Twitter juga menangguhkan lebih dari dua lusin akun di situs yang menggunakan informasi penerbangan yang tersedia untuk umum untuk melacak lokasi jet pribadi.

Musk menuduh akun tersebut memberikan "koordinat pembunuhan" dengan melacak pergerakan jet pribadinya dan mengaitkannya dengan insiden penguntitan yang terjadi di Los Angeles. The Washington Post melaporkan hari Minggu bahwa polisi belum menentukan tautannya.

Menyusul serangkaian perubahan kebijakan yang dramatis, di mana Musk tampaknya meminta maaf pada Minggu (18/12/2022), dia berjanji akan ada pemungutan suara untuk seluruh perubahan besar ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper