Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah potensi lonjakan trafik data yang tinggi pada periode Natal dan Tahun Baru 2023, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) belum berencana mengandalkan jaringan 5G sebagai tumpuan.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu masih mengandalkan 4G dan sejumlah mobile base transceiver station (BTS) di sejumlah titik keramaian atau point of interest (POI)
Telkomsel memperkirakan pada saat perayaan Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 akan terdapat 493 titik keramaian di Tanah Air yang mengalami lonjakan trafik.
Peningkatan lalu lintas data di tempat-tempat tersebut akan mendorong total trafik di Telkomsel tumbuh 17,6 persen dibandingkan dengan hari biasa dan 19,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Untuk menghadapi lonjakan trafik itu, Telkomsel menyiagakan 196.000 BTS 4G, yang telah mencakup 96,56 persen populasi Indonesia.
Telkomsel belum mengandalkan BTS 5G sebagai tumpuan, kendati secara teori 5G diklaim mampu menjadi solusi bagi daerah dengan trafik tinggi.
VP Network Assitance, Security, and Operations Center Telkomsel Galumbang Pasaribu mengatakan salah satu pertimbangan 5G belum menjadi pilihan utama disebabkan karena ekosistem 5G, khususnya untuk ritel, di Tanah Air belum berkembang. 5G Telkomsel membidik pasar korporasi atau industri.
Per Desember 2022, Telkomsel tercatat telah menggelar jaringan 5G di 49 titik, dengan harapan pada 2023 bertambah tiga kali lipat menjadi 131 titik.
“Untuk 5G masih selektif kami sampaikan, karena memang masih banyak kendala, termasuk device masih belum dominan sehingga kami bermain di level korporasi,” kata Galumbang di Jakarta, Senin (19/12/2022).
Telkomsel, lanjut Galumbang, memperkirakan trafik data di layanan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter akan tumbuh sekitar 31,7 persen dan layanan komunikasi (WhatsApp, Telegram, dan layanan video conference) melonjak 27,8 persen dibandingkan dengan hari biasa.
Kemudian layanan streaming video seperti TikTok, YouTube, dan lainnya meningkat sekitar 29,4 persen, akses browsing naik 24,1 persen, dan akses layanan e-commerce yang tumbuh cukup tinggi sekitar 35 persen, dan layanan mobile gaming melonjak hingga 18,6 persen.
Galumbang mengatakan proyeksi pertumbuhan trafik untuk mobile gaming menjadi yang terendah dibandingkan yang lain, disebabkan payload untuk mobile banking pada hakikatnya sudah berada pada posisi yang tinggi, Sehingga penambahan trafik saat Natal dan Tahun Baru tidak memberi dampak pertumbuhan yang signifikan, seperti pada layanan yang lain.
“Pertumbuhan itu sendiri, mungkin orang sedang ibadah pada akhir tahun,” kata Galumbang.