Infrastruktur Telko Berkembang, UMKM Pertanian NTT Lebarkan Pasar

Media Digital
Rabu, 7 Desember 2022 | 18:41 WIB
Foto: Literasi Digital, Jelajah Sinyal NTT
Foto: Literasi Digital, Jelajah Sinyal NTT
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan layanan infrastruktur telekomunikasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sektor pertanian untuk meningkatkan jangkauan pemasarannya.

Hal itu menjadi salah satu temuan Tim Jelajah Sinyal, Bisnis Indonesia, yang sejak 27 Oktober 2022 hingga 10 November 2022 menyisir daratan Flores, NTT, untuk melihat langsung fakta di lapangan mengenai perkembangan layanan telekomunikasi, internet, dan pemanfaatan teknologi digital untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat di berbagai sektor kehidupan.

Berdasarkan liputan tersebut, tim Jelajah Sinyal menilai Ferdinandus Watu, Kepala Desa Detusoko Barat, menjadi salah satu sosok muda yang aktif mendorong digitalisasi sehingga desa yang terletak di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT ini mampu bertransformasi menjadi desa kreatif.

Pria yang akrab disapa Nando ini berhasil mengembangkan potensi pertanian dan pariwisata berbasis alam dengan mengoptimalkan teknologi informasi. Alhasil, Desa Detusoko Barat masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

“Jadi ada 3 kata kunci [dalam mengembangkan Desa Detusoko Barat] yakni pertanian, pariwisata dan teknologi informasi. Itu yang menjadi visi dasar untuk menjadikan desa kami sebagai Desa Wisata,” ungkap Nando kepada Tim Jelajah Sinyal, Bisnis Indonesia, yang berkesempatan saat menyambangi Kantor Desa Detusoko Barat, Selasa (1/11/2022).

Bagi Nando, digitalisasi menjadi keharusan di tengah era revolusi industri 4.0. Selain itu, pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan masyarakat mau tidak mau memaksa para petani desa untuk memasarkan produk pangannya dengan inovasi digital.

Nando menjelaskan pihaknya saat ini memang sudah mendapatkan layanan internet dari Telkomsel dan juga dukungan dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Dengan begitu, pihaknya mendapatkan layanan internet yang memadai di kantor desa sehingga Desa Detusoko Barat bisa memperkuat jangkauan layanan dari unit perdagangan dan pariwisata BUMDes Au Wula. 

Dapur Kita, platform digital dari unit perdagangan BUMDes Au Wula telah bertransformasi sebagai platform mandiri menjadi pasarflores.id dan melayani pasokan yang menjangkau berbagai kabupaten di NTT. 

Nando menjelaskan pasarflores.id berkolaborasi dengan teman-teman di beberapa kabupaten sehingga sayuran yang dihasilkan petani lokal di wilayah tersebut bisa dipasarkan secara daring.

“Sehingga sayurnya tidak harus dari Detusoko. Misalnya, bagaimana teman-teman di Maumere bisa menjual sayurnya juga bahkan sampai Sabu Raijua. Jadi kami memperluas,” ungkapnya.

Secara total, kata Nando, pasarflores.id telah berkolaborasi dengan 60 petani dengan pelanggan yang sudah mencapai 500-an orang.

Berdasarkan informasi dari laman resmi pasarflores.id, saat ini unit usaha perdagangan BUMDes Au Wula itu memiliki lima outlet. Selain di Detusoko Barat, saat ini outlet-nya tersedia di Kota Ende, Maumere (Sikka), Mbay (Nagekeo) dan Sabu Raijua.

Sementara itu, di Larantuka, Flores Timur, NTT, tim Jelajah Sinyal 2022 menemui Francis Lein, anak muda yang aktif memberdayakan petani kopi di sejumlah desa di Pulau Flores.

Berawal dari usaha kedai kopi 'Lopo Kopi' pada 2016, pria yang akrab disapa Ancis ini kemudian memberanikan diri untuk merambah usaha pengolahan kopi pada 2018 dengan menggandeng para petani. 

“Pada 2018, saya mulai belajar lebih jauh tentang biji kopi mulai dari pasca-panen dan pengolahan kopi,” jelasnya kepada tim Jelajah Sinyal, Selasa (8/11/2022). 

Ancis berkolaborasi dengan petani dari Desa Were di Ngada, Desa Saga di Ende dan Desa Leworok di Flores Timur. Para petani itu didampinginya sehingga mampu menghasilkan biji kopi berkualitas terbaik untuk dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. 

Sejak 2019, Ancis memasarkan biji kopi berkualitas dari daratan Flores ke berbagai kota, mulai dari Kupang, Jakarta, Surabaya, Banjarmasin, hingga Palangkaraya. Para pelanggan dari sejumlah wilayah itu mengetahui produk unggulan dari media sosial, khususnya Instagram.

Di samping media sosial, Ancis juga aktif memasarkan produknya melalui sejumlah platform marketplace

“Saya memang menargetkan pasar yakni kedai kedai kopi yang berada di luar Flores karena mereka menginginkan biji kopi sangrai yang fresh [Pemasaran digital] sangat berpengaruh,” ungkapnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper