Bisnis.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022 pada Rabu (30/11/2022).
Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022 adalah penghargaan bagi ilmuwan dan periset dalam bidang antariksa dan kedirgantaraan karena jasa yang telah diberikan bagi negara.
Nurtanio Pringgoadisuryo adalah perintis industri penerbangan Indonesia pada awal 1950 dan telah mendedikasikan hidupnya terkait rintisan pesawat terbang.
Nurtanio pernah membuat pesawat layang Zogling NWG pada tahun 1947. Dia gugur pada (21/3/1966) pada saat melakukan percobaan pesawat diusianya ke 42 tahun.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022 ini menjadi yang pertama dan bersejarah.
"Tahun ini Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022 menjadi yang pertama, dan ini momen bersejarah. Kita juga telah mendapatkan izin untuk mengabadikan beliau," kata Laksana di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan pada tahun depan akan ada award, dan bentuk penghargaan lain yang serupa tetapi dengan bidang yang berbeda, yaitu terkait nuklir.
"Tahun depan ada Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture Award untuk penghargaan periset yang berkontribusi dalam kedirgantaraan dan keantariksaan, selanjutnya akan ada Silabesi Memorial Lecture dan Award dalam bidang nuklir, yang juga akan diadakan," lanjutnya.
Pada tahun ini, BRIN memberikan apresiasi kepada Dr. Orbita Roswitiarti M. Sc sebagai periset dalam penginderaan jauh.
Dr. Orbita Roswintiarti, M.Sc merupakan Deputi Bidang Penginderaan Jauh yaitu satu-satunya unit organisasi Eselon-I di Indonesia yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penginderaan jauh secara nasional.
Lalu, Orbita juga menjelaskan hasil dari riset yang dilakukan dalam penginderaan jauh yaitu telah berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG).
Dia menjelaskan kontribusi dalam SDG itu antara lain dalam data kelaparan, air bersih dan sanitasi layak, kota dan komunitas berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, ekosistem lautan, ekosistem daratan dan pemantauan risiko penyebaran Covid-19.
"Data satelit penginderaan jauh telah banyak dimanfaatkan untuk pemantauan dan pemetaan sumber daya alam dan lingkungan, sejalan dengan kemajuan teknologi satelit penginderaan jauh dan teknologi Informasi, riset dan inovasi di bidang penginderaan jauh harus terus dilakukan," kata Orbita.
Selain itu, Orbita menjelaskan teknologi satelit nasional perlu dikembangkan yaitu terkait sensor, penerimaan data dan lainnya.
"Teknologi satelit, pengembangan satelit nasional, sensor, penerimaan data, dll. Data: metode koreksi [radiometrik, geometrik, topografi], cloud masking, haze removal, pengolahan data, otomatisasi, dll," katanya.
Orbita mengungkap respon pertamanya saat mengetahui dirinya akan mendapatkan penghargaan dalam Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022.
"Respons pertama tentu saja kaget, kita bekerja bukan untuk mencari penghargaan sebetulnya, jadi saya sudah bekerja selama 35 tahun dan konsisten terus," katanya.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Edy Giri Rachman Putra mengungkap syarat untuk bisa mendapatkan penghargaan dalam Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture 2022.
"Yang jelas memiliki masa kontribusi yang panjang, dan punya track record yang berdampak, bukan untuk dirinya sendiri, tapi berdampak secara sosial dan masyarakat yang lebih luas," kata Edy.
Lebih lanjut, Orbita sebagai pihak yang mendapat penghargaan hari ini mengungkap waktu yang diperlukan untuk mensosialisasikan hasil risetnya.
"Kita melakukan waktu sosialisasi ke 34 provinsi selama 4 tahun, dalam setahun bisa sosialisasi ke 4 atau 5 provinsi. Kita memberikan pelatihan singkat, karena pengguna pertama untuk diaplikasikan," kata Orbita.