Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup logistik memprediksi jasa pengiriman barang maupun pergudangan akan masih bertahan di tengah ancaman dampak resesi global pada 2023. Perdagangan elektronik atau e-commerce diperkirakan masih menjadi pemacu kegiatan jasa pengiriman barang.
Sektor logistik yang dinilai menjadi urat nadi aktivitas perdagangan, khususnya yang berbasis elektronik atau e-commerce, diyakini akan masih diminati oleh masyarakat. Optimisme tersebut ada kendati adanya ancaman pelambatan ekonomi yang bisa menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Adapun hingga saat ini, pemulihan ekonomi di Indonesia tetap berlangsung di tengah ketidakpastian global. Per kuartal III/2022, perekonomian Indonesia tumbuh 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama di 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transportasi dan pergudangan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 25,81 persen (y-o-y). Lapangan usaha transportasi dan pergudangan bahkan tercatat tumbuh konsisten dan tertinggi di antara semua lapangan usaha selama tiga kuartal terakhir berturut-turut.
Tren positif sektor logistik itu diprediksi berlanjut pada 2023 kendati pertumbuhannya tidak seekspansif tahun sebelumnya. Startup logistik asal Hong Kong, Lalamove, masih percaya diri sektor logistik bakal diminati tahun depan.
Chief Operating Officer (COO) Lalamove Paul Loo mengatakan bahwa sektor logistik masih akan diminati terlepas dari situasinya. Hal itu, menurutnya, tecermin dari pertumbuhan mitra bisnis yang tembus hingga 328 persen sejak era pandemi Covid-19.