Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia kini punya empat perusahaan rintisan atau startup baru yang berstatus unikorn. Selain GoTo dan Bukalapak, kini predikat unikorn diberikan pada Ajaib, Akulaku, Codapay dan Xendit.
Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira menilai dalam kurun waktu satu tahun terakhir, platform keuangan memang jadi tren di Tanah Air.
Menurutnya, startup seperti Ajaib yang berfokus di supermarket investasi tersebut terdorong oleh animo investor ritel selama masa pandemi yang meningkat cukup signifikan.
"Jadi investor-investor baru ini karena dibantu oleh informasi dari internet dan juga kemudahan aplikasi digital, sehingga mereka berlomba-lomba untuk men-download dan mencoba berinvestasi. Investor pemula inilah yang jadi salah satu daya tarik sehingga pendanaan model seperti Ajaib itu tinggi sekali," kata Bhima, Kamis (28/4/2022).
Sementara untuk Akulaku, dia menuturkan startup yang berkaitan dengan fintech paylater tersebut terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.
Boomingnya e-commerce dalam beberapa tahun terakhir ini, sambung Bhima, juga diikuti dengan masifnya fasilitas credit online, salah satunya yang disediakan Akulaku.
"Kalau Akulaku ini kan berkaitan dengan fintech yang paylater. Ini dia bekerja sama dengan e-commerce. Sedangkan e-commerce kan masih tumbuh tinggi ya, kuartal I/2022 saja masih tumbuh 19 persen. Jadi 2021 kemarin juga booming e-commerce masih terus berlanjut sehingga dibarengi dengan fasilitas credit online," ujar Bhima.
Dengan begitu dia melihat, yang jadi tren saat ini memang startup di sektor keuangan. Perusahaan rintisan ini menikmati bonanza karena adanya kenaikan animo dari masyarakat.
Apalagi, lanjut dia, Indonesia juga merupakan salah satu market atau pasar modal yang menarik. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya perusahaan yang membuka penawaran saham perdana ke masyarakat luas atau Initial Public Offering (IPO).
"Jadi kenapa [startup tersebut] bisa jadi unicorn karena investor juga melihat dalam jangka panjang mereka akan payoff dengan pendanaan besar-besaran ke startup sektor keuangan tadi melihat pasar di Indonesianya sangat besar. Demografinya juga cukup produktif," imbuh Bhima.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan perusahaan modal ventura Cento Ventures, investasi melonjak di sebagian besar sektor pada 2021. Namun yang paling menonjol datang dari sektor finansial, yang menyumbang sekitar 70 persen dari total investasi yang ada.
Dalam laporan itu, dikatakan bahwa Indonesia bersaing dengan Singapura sebagai penerima investasi startup terbesar sepanjang 2021. Pada periode tersebut, nilai investasi startup di Indonesia menghasilkan sekitar US$5.96 miliar atau sekitar Rp85,8 triliun. Sementara Singapura mencatatkan US$4.83 miliar atau sekitar Rp69,6 triliun.