Bisnis.com, DEPOK - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan membangun Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), di Depok, Jawa Barat. Nantinya, akan ada laboratorium pusat pengujian perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK) berstandar internasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut mengatakan BBPPT akan menjadi tonggak sejarah dan terhubung dengan pelaku industri di sektor telekomunikasi.
"Pembangunan ini menjadi tonggak sejarah yang akan membawa energi positif agar BBPPT Kominfo dapat makin bersinergi dengan para pelaku industri di dunia telokomunikasi dengan standar uji coba internasional," ujarnya dalam konferensi pers di Jalan Tapos, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).
BBPPT ini, kata Menkominfo, akan dibangun di atas lahan seluas 2,2 hektare atau tepatnya 22.723 meter2. Pengerjaannya dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PT PP) dengan nilai kontrak Rp135 miliar.
Adapun sumber pendanaannya, sambung Johnny, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
"Diharapkan pembangunan ini selesai sesuai target pada Desember 2022 dan di kuartal I/2023 aktivitas laboratorium pusat akan mulai berkantor di sana," ucapnya.
Lebih lanjut pembangunan laboratorium pusat pengujian yang merupakan bagian dari peran BBPPT dalam agenda transformasi digital nasional ini akan menjadi kompleks perkantoran baru bagi BBPPT, yang saat ini berada di Bintara, Bekasi, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail mengatakan setidaknya ada lima laboratorium utama pengujian perangkat di BBPPT tersebut.
Pertama, laboratorium Electromagnetic Comptability (EMC) untuk memastikan gawai tidak mengganggu dan memberi dampak negatif bagi perangkat lainnya.
Kedua, Specific Absorption Rate (SAR) untuk uji keamanan perangkat dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Ketiga, laboratorium radio, digunakan untuk mengukur frekuensi dan daya perangkat supaya tidak menimbulkan interferensi.
Keempat, laboratorium non-radio menjadi tempat menguji perangkat optik yang akan digunakan untuk pembangunan fisik infrastruktur oleh para operator.
Laboratorium terakhir televisi digital, berguna untuk menguji perangkat televisi yang akan dijual di Indonesia.
Menurut Ismail, keberadaan BBPPT menjadi semakin penting pada era transformasi digital karena ketika bermigrasi ke ruang digital, syarat utama adalah memiliki perangkat yang bisa tersambung ke internet.
Dalam hal ini, sambung dia, balai uji coba Kemenkominfo akan menjalankan peran sebagai pelindung kesehatan, yaitu memastikan bahwa perangkat yang beredar di dalam negeri memiliki kadar gelombang elektromagnetik yang aman dengan memberikan sertifikasi setelah gawai tersebut lolos uji coba BBPPT.
Sertifikat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal SDPPI ini nantinya berfungsi sebagai standardisasi, bahwa perangkat yang beredar sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
"Selain sebagai standardisasi, sertifikat yang dikeluarkan Kominfo juga berfungsi sebagai lisensi, baik untuk gawai yang masuk Indonesia maupun produksi dalam negeri yang akan diekspor. BBPPT juga ikut ambil bagian dalam manajemen spektrum frekuensi radio dengan pengujian yang dilakukan di laboratorium," imbuhnya.