Presidensi G20 Momentum Genjot Ekonomi Digital Indonesia

Rahmi Yati
Sabtu, 19 Februari 2022 | 11:05 WIB
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan momentum Presidensi G20 dapat menggenjot ekonomi digital.

Pasalnya, forum tersebut akan dimanfaatkan untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam memandu pemulihan dampak pandemi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Menurutnya, selama pandemi Covid-19, fokus pemerintah diarahkan untuk sektor ekonomi dan kesehatan. Namun selama dua tahun terakhir, pemerintah juga mengalami tantangan besar selain pandemi, yaitu disrupsi teknologi digital.

“Bapak Presiden Joko Widodo menekankan untuk menangani kedua-duanya dalam tarikan dan hembusan nafas yang sama yaitu penanganan masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Sabtu (19/2/2022).

Johnny menyebut, untuk Presidensi G20 Indonesia, pemerintah telah menetapkan tiga prioritas nasional yakni berkaitan dengan arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, transformasi digital khususnya digital economy, dan yang ketiga terkait dengan transisi energi.

Di tengah dinamika global seperti keterbatasan ruang fiskal dunia, climate change, dan geopolitik, Johnny menyatakan optimistis kondisi di Indonesia akan relatif berbeda dengan negara lain.

Di Indonesia, sambungnya, kebijakan yang dilakukan untuk melakukan countercyclical melalui stimulus fiskal untuk mendukung transformasi pada tahap awal pandemi Covid-19, berbuah dengan baik dan hal itu menjadi bahasan dalam Forum G20 tahun ini.

"Kalau di Amerika Serikat inflasi tinggi 7 persen, di Argentina hiperinflasi 50,9 persen, di Turki 45 persen tahun 2021, Indonesia justru mengalami inflasi yang rendah 2,18 atau hampir 2,2 persen. Hal ini karena ketepatan akurasi dan kemampuan adaptasi nasional, kemampuan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga perekonomian Indonesia dengan baik,” ungkapnya.

Lebih lanjut Johnny menuturkan, dalam rangka meningkatkan investasi sektor produktif dan mengembangkan ekonomi digital, Kemenkominfo menyiapkan prioritas Digital Economy Working Group (DEWG) dalam tiga sektor yaitu konektivitas dan postcovid-19 recovery, literasi dan keterampilan digital, serta cross-border data flow dan data free-flow with trust.

Menkominfo menyatakan sektor ekonomi digital memiliki potensi besar. Pada 2021, valuasi transaksi ekonomi digital Indonesia berdasarkan gross merchandise value (GMV) sebesar US$70 miliar atau setara dengan kenaikan 49 persen dibandingkan 2020.

“Sementara pada 2025, prognosis ukuran dari ekonomi digital indonesia diperkirakan sebesar US$146 miliar atau tingkat compound annual growth rate sebesar 20 persen dibanding 2021. Sedangkan di tahun 2030, diperkirakan prognosis digital economy Indonesia mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan perkiraan tahun 2025 sebesar sekitar US$316 miliar ,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper