Data Bank Indonesia Dibobol Geng Ransomware Conti?

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 20 Januari 2022 | 16:42 WIB
Ilustrasi kejahatan siber/Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi kejahatan siber/Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dark Tracer, platform intelijen dark web, menyebut bahwa Bank Indonesia telah menjadi korban peretasan geng ransomware bernama Conti.

Ransomware adalah salah satu serangan malware yang menggunakan metode enkripsi untuk menyimpan dan menyembunyikan informasi korban sebagai tahanan. Data baru akan dibuka setelah permintaan peretas dikabulkan oleh korban.

"[ALERT] Geng ransomware Conti telah mengumumkan "BANK OF INDONESIA" dalam daftar korbannya," tulis akun twitter @darktracer_int, Kamis (20/1/2022).

Akun @darktracer_int juga memperlihatkan tangkapan layar data-data yang diduga berhasil diretas dari Bank Indonesia. Jika melihat dari tangkapan layar terdapat 838 file dengan total kapasitas mencapai 487,09 MB, yang diduga berhasil diretas oleh geng ransomware Conti.

Geng ransoware Conti bukanlah nama baru di dunia maya. Pada September 2021, sejumlah badan keamanan di Amerika Serikat mengungkapkan terdapat peningkatan serangan ransomware Conti ke sejumlah organisasi di Amerika Serikat. Terdapat 400 serangan kepada organisasi di Amerika Serikat dan organisasi internasional.

Di lain sisi, ini merupakan dugaan serangan siber kedua pada awal 2022 yang terjadi di lembaga penting Indonesia. Dalam 1 bulan dua lembaga penting negara, Bank Indonesia dan Kemenkes, dikabarkan mengalami peretasan atau dicuri data-datanya.

Sebelumnya, 6 hari setelah tahun baru atau pada 6 Januari 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dikabarkan mendapat serangan siber.

Kemenkes langsung melakukan penilaian terhadap dugaan bocornya jutaan data kesehatan masyarakat. Kemenkes juga melakukan evaluasi pada sistem Kemenkes.

“Kami sedang melakukan assessment permasalahan yang terjadi dan mengevaluasi sistem kami,” kata Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji kepada Bisnis, Kamis (6/1/2022).

Saat itu kabarnya data pasien Covid-19 milik Kemenkes bocor dan dijual di forum gelap atau raid forum.

Sebuah akun instagram @ecommurz mengunduh cerita mengenai dugaan bocornya data Kemenkes. Total ukuran data yang diperjualbelikan mencapai 720 GB. yang terdiri dari 199 GB data elektrokardiogram (EKG), 479 GB data laboratorium, dan 42 GB data radiologi.

Dugaan kebocoran data kesehatan bukan baru pertama kali terjadi. Pada Mei 2021, sebanyak 279 juta BPJS Kesehatan diduga bocor. Data yang bocor terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, dan alamat.

Kemudian, kemudian data dari aplikasi eHAC juga pernah dikabarkan bocor. Hal diungkapkan oleh vpnMentor. Setelah kebocoran data tersebut, Badan Siber dan Sandi Negara mematikan peladen eHAC versi lama.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper