Mitratel (MTEL) Berharap Pada Menara Bekas dari Telkomsel

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 11 Januari 2022 | 17:24 WIB
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel) meyakini menara-menara yang dimiliki perseroan di luar Pulau Jawa memiliki daya tarik tinggi.

Lebih dari 10.000 menara yang Mitratel beli dari Telkomsel, dinilai akan menjadi rebutan tiga perusahaan seluler terbesar di Tanah Air. Umur menara menjadi tantangan.

Chief Business Officer Mitratel Noorhayati Candrasuci mengatakan salah satu yang unik dari Mitratel adalah kepemilikan 58 persen menara yang berada di luar Pulau Jawa.

Mitratel memiliki 10.000 menara bekas Telkomsel, yang siap disewakan kepada operator seluler lain. Dia mengatakan tingkat minat terhadap menara-menara tersebut cukup tinggi.

“Tiga pemain besar operator seluler akan mengikuti market leader [Telkomsel]” kata Noorhayati di Jakarta, Senin (10/1/2022).

Dengan menara-menara yang telah dibangun, kata dia, operator telekomunikasi dapat memperluas cakupan layanan dengan lebih cepat karena tidak perlu lagi membangun menara dari awal.

Mitratel, lanjutnya, telah melakukan pembicaraan dengan operator telekomunikasi. Para penyelenggara telekomunikasi mengonfirmasi akan melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa ke depannya, khususnya ke Jawa dan Sulawesi.

Noorhayati mengeklaim para pemain telekomunikasi memiliki minat yang tinggi terhadap menara-menara yang sebelumnya 'non shareable' menjadi 'shareable' atau dapat dibagi bersama.

"Itu menjadi keunggulan bagi Mitratel," kata Noorhayati.

Sekadar informasi Mitratel telah mengelola sebanyak 28.076 menara saat ini. Sebanyak 16.150 menara atau 57 persen tersebar di luar Pulau Jawa. Kemudian di Pulau Jawa jumlah menara yang dikelola mencapai 11.929 menara.

Secara jumlah, menara yang dikelola Mitratel tumbuh 72,9 persen pada kuartal III/2021 dibandingkan dengan kuartal III/2020. Penambahan jumlah menara, turut mendorong pertumbuhan jumlah penyewa menara di Mitratel.

Diketahui pada kuartal III/2021 tercatat sebanyak 42.137 tenant, tumbuh 64,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian tingginya jumlah menara yang dimiliki membuat tenancy ratio atau rasio jumlah penyewa menara di Mitratel menjadi kecil yaitu 1,5x.

Dalam rapat dengar pendapat di DPR pada November 2021, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan dalam 5 tahun ke depan Mitratel atau pada 2026 Mitratel akan meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,95x, seiring dengan ekspansi jaringan yang dilakukan operator.

Peluang dan Tantangan

Target Mitratel meningkatkan rasio jumlah penyewa menara cukup masuk akal, mengingat operator seluler terus didorong oleh regulator untuk membangun jaringan di luar Pulau Jawa.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengharuskan PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo Hutchison) untuk memperluas layanan dan menambah site baru, setelah perusahaan gabungan tersebut resmi beroperasi di Tanah Air.

Merujuk pada Keputusan Menkominfo No.7/2022, setelah merger dan akuisisi Indosat Ooredoo Hutchison wajib memenuhi dua komitmen, yaitu menambah jumlah site baru dan memperluas wilayah layanan.

“Paling sedikit terdapat 11.400 site baru sampai dengan 2025, sehingga secara total jumlah site PT Indosat Tbk paling sedikit berjumlah 52.885 site pada 2025,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny.

Layanan Indosat Ooredoo Hutchison juga harus menambah jangkauan layanan paling sedikit sebanyak 7.660 desa dan kelurahan baru sampai dengan 2025. Sehingga secara total cakupan wilayah yang terlayani berjumlah 59.538 desa dan kelurahan pada 2025.

Mengenai hal tersebut, President Director Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan dengan kekuatan bersama, perusahaan gabungan akan memenuhi persyaratan yang diberikan pemerintah.

“Kita akan mendukung visi pemerintah,” kata Vikram.

Sementara itu, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) akan terus melakukan pembangunan di luar jawa pada tahun ini. Strategi tersebut sudah dijalani sejak beberapa tahu terakhir.

Dengan komitmen dua perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu, Mitratel memiliki peluang untuk menambah jumlah penyewa sehingga rasio bertambah, selama memberikan nilai tambah yang menarik.

Adapun mengenai tantangan menarik operator untuk menyewa menara Mitratel adalah inovasi dan kualitas layanan kepada calon penyewa.

Mitratel bukanlah satu-satunya perusahaan menara. Pemain menara lain cenderung melakukan build to suit (B2S) untuk memberikan layanan prima kepada para pelanggan.

Build to suit adalah konsep pengembangan menara, di mana pengembang membangun menara sesuai dengan kebutuhan dan standarisasi perusahaan penyewa.

Konsep ini berbeda dengan yang dimiliki Mitratel, di mana Mitratel telah memiliki menara terlebih dahulu, kemudian baru disewakan.

Selain persaingan dan strategi bisnis, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan usia menara yang sudah uzur menjadi salah satu tantangan dalam menyewakan menara.

“Bahkan sudah di atas 15 tahun, sehingga bukan hanya perkuatan tapi perlu dibongkar dan diganti yang baru,” kata Heru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper