Pesan Spam Kini Bergeser ke Kanal Digital, Ini Penyebabnya

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 20 Desember 2021 | 17:13 WIB
Ilustrasi pesan WhatsApp
Ilustrasi pesan WhatsApp
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Panggilan dan pesan spam diperkirakan telah bergeser dari kanal konvensional, SMS dan panggilan suara, ke kanal digital berbasis aplikasi seperti WhatsApp.

Dalam kondisi ini, spam diprediksi makin masif ke depan karena aplikasi tidak memungut biaya untuk setiap pesan atau panggilan suara yang dilakukan. Penyedia layanan over the top (OTT) harus terlibat dalam penanganan spam.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kehadiran spam di Tanah Air disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah akses gratis yang diberikan oleh penyedia aplikasi.

Jika saat era layanan SMS dan panggilan suara mendominasi dan spam banyak terjadi, pada saat era digital seperti sekarang dengan akses gratis untuk mengirim pesan dan panggilan suara, maka spam akan makin masif.

“Apalagi di era WhatsApp yang gratis, pada era SMS saja juga cukup banyak dan sulit diberantas. Perlu kerja sama dengan WhatsApp untuk menghalau spam,” kata Heru, Senin (20/12/2021).

Selain aplikasi yang bersifat gratis, kata Heru, pendorong makin banyaknya spam di Indonesia juga disebabkan oleh kebocoran data masyarakat di berbagai instansi dan lembaga.

Dengan data yang dimiliki oleh pelaku spam, tidak hanya nomor telpon, pelaku juga mengetahui informasi-informasi sensitif para pelanggan seperti alamat, email dan lain sebagainya. Heru juga menilai aktivitas spam sekarang memiliki banyak motif.

“Ada yang jualan, menawarkan seolah donasi yang banyak kasus muaranya adalah penipuan,” kata Heru.

Heru menuturkan menjadi tugas semua wali data untuk menjaga data agar tidak disalahgunakan. Kemenkominfo memantau dan mengatur mengenai spamming serta masyarakat yang bilamana menerima spam perlu memblokir nomor pengirim.

Penanganan spam, juga harus melibatkan penyedia OTT, agar nomor yang telah terblokir dapat segera ditangani dan tidak melakukan teror lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper