Wacana Pemisahan, Bisnis Telkom (TLKM) Lebih Cocok ke Pasar Korporasi

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 29 November 2021 | 15:32 WIB
Gedung perkantoran Telkom Landmark Tower di bilangan Gatot Subroto. /tlt.co.id
Gedung perkantoran Telkom Landmark Tower di bilangan Gatot Subroto. /tlt.co.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana untuk memfokuskan bisnis PT Telkom Indonesia Tbk. ke pasar korporasi dinilai tepat. Pencapaian perusahaan berkode saham TLKM tersebut dinilai belum optimal untuk pasar enterprise.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai di luar dari pendapatan yang dibukukan Telkomsel, sekitar 70-80 persen pendapatan emiten berkode TLKM berasal dari segmen korporasi.

Satu-satunya pendapatan ritel yang dibukukan oleh Telkom adalah pendapatan yang berasal dari IndiHome. Dari total Rp106 triliun pendapatan Telkom pada kuartal III/2021, sebanyak Rp19,6 triliun berasal dari IndiHome.

Rencana untuk memfokuskan bisnis Telkom ke pasar korporasi saja, dia nilai sudah tepat. Telkom mengincar proyek dengan nilai jumbo, sedangkan Telkomsel untuk nilai proyek yang lebih rendah.

“Telkom memang seharusnya bermain untuk pasar yang besar-besar bukan pasar ritel. Hanya saja mungkin karena ada target besar, jadi Telkom masuk ke ritel juga,” kata Tesar, Senin (29/11/2021).

Telkom, sambung Tesar, harus bisa menjadi pemimpin pasar di sejumlah layanan untuk korporasi. Pangkalan data, komputasi awan, menara, infrastruktur telekomunikasi adalah pasar-pasar yang seharusnya dikuasai Telkom, bukan pemain lain.

Sekadar informasi, merujuk info memo Telkom kuartal III/2021, diketahui bahwa PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel) mengumpulkan dana Rp18,8 triliun dari aktivitas penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Pada 9 bulan pertama 2021, Mitratel juga berhasil mencatatkan pendapatan lebih dari Rp5 triliun, dengan EBITDA dan laba yang solid dengan tingkat pertumbuhan dua digit.

Sementara itu, pendapatan dari pangkalan data pada kuartal III/2021 mencapai Rp1,1 triliun, naik 19,7 persen secara tahunan. Telkom grup mengoperasikan 26 fasilitas data center - dengan 21 domestik dan 5 luar negeri termasuk data center Tier 3 dan 4 di Jurong Singapura - dengan total kapasitas sekitar 43 Mega watt.

Peluang Telkom untuk mendorong pendapatan dari bisnis menara, pangkalan data, satelit, kabel laut dan lain sebagainya, masih terbuka lebar. Pendapatan yang dibukukan Telkom dari segmen tersebut belum maksimal dan dapat ditingkatkan.

Tidak hanya itu, dengan fokus pada segmen korporasi, Telkom dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para perusahaan yang menjadi pelanggan mereka. Pelayanan pelanggan korporasi berbeda dengan pelayanan pelanggan ritel, yang berjumlah jutaan.

“Bisa juga Telkom dipasang target yang tinggi-tinggi misalnya hanya melayani proyek dengan nilai Rp10 miliar ke atas, sehingga walaupun sedikit pelanggannya namun sangat berkualitas,” kata Tesar.

Sebagai layanan tambahan bagi pelanggan korporasi Telkom, kata Tesar, Telkom juga dapat menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang telah matang dan siap digunakan. Hal itu akan mendorong pertumbuhan Telkom di pasar korporasi makin kencang.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ke depan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Telekomunikasi Selular akan bermain di segmen yang berbeda.

Keduanya, kata Erick, akan mengubah model bisnis. Telkom fokus pada pasar business to business (B2B) atau segmen korporasi, sementara itu Telkomsel fokus pada business to consumer (B2C) atau pasar konsumen.

“Telkom fokus ke tower, infrastruktur serat optik, data center, cloud dan 5G. Lalu Telkomsel fokus ke B2C,” kata Erick.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper