Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat telekomunikasi memperkirakan persaingan telekomunikasi 5 tahun ke depan bakal dipengaruhi oleh 2 jaringan saja yaitu 4G dan 5G.
Direktur Eksekutif ICT institute Heru Sutadi mengatakan pada 2026, persaingan akan ramai dan fokus pada tiga pemain, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchinson dan XL Axiata.
Smartfren dalam posisi terjepit dan mengharuskannya merger dengan salah satu pemain tiga besar tersebut. Bila tidak. kata Heru, Smartfren akan menghabiskan banyak uang hingga triliunan rupiah.
“Pemain tiga besar ke depan akan bersaing di tingkat jaringan 4G dan 5G, menawarkan layanan internet berkecepatan tinggi dengan bundling dengan beberapa aplikasi video streaming,” kata Heru, Kamis (18/11).
Adapun mengenai jaringan 2G dan 3G, menurut Heru, pada tahun depan jaringan 3G perlahan akan mulai dimatikan dan digantikan dengan 4G dan 5G.
Sementara itu 2G butuh satu atau dua tahun lagi atau sekitar 2023–2024. Soal pemadaman 2G, Indonesia terbilang telat. Beberapa negara sudah melakukan pemadaman sejak beberapa tahun lalu.
“Regulator telekomunikasi negara lain sudah sejak beberapa tahun lalu men-shutdown 2G,” kata Heru.
Kemudian mengenai persaingan layanan internet, Heru memprediksi, operator akan memperluas pasar korporasi dengan mengeluarkan produk yang berkaitan dengan internet untuk segalanya (internet of things/IoT).
Pendapatan dari layanan data sudah terlalu tajam dan jenuh. “Persaingan tajam.sehingga harus ada strategi jualan produk dan layanan lain. Termasuk mengembangkan layanan IoT, AI, big data analytic yang lebih sering disebut Industri 4.0,” kata Heru.
Sekadar informasi, dalam sembilan bulan pertama 2021, total pendapatan Indosat meningkat 12% year-on-year (YoY) menjadi Rp23 triliun. Pendapatan seluler naik 10,3% YoY menjadi Rp18,8 triliun.
Indosat juga mencatatkan pelanggan data 4G tumbuh menjadi 43 juta, meningkat 27% secara tahunan. Pendapatan Rata-rata per Pengguna (ARPU) meningkat sebesar 7,9% YoY menjadi Rp34.200, terutama didorong oleh pertumbuhan lalu lintas data, yang naik 39,2% YoY.
Sementara itu, XL Axiata mencatat total pendapatan sepanjang sembilan bulan 2021, senilai Rp19,8 triliun, dengan Rp18,3 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan.
Pendapatan data terhadap pendapatan layanan (service revenue) meningkat menjadi sebesar 95%, dengan penetrasi smartphone mencapai 92% dari total pelanggan.