Bakti Siapkan Cadangan Satelit Satria, Nilai Proyek Masih Dikaji

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 15 November 2021 | 13:02 WIB
Ruang kendali Stasiun Bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Ruang kendali Stasiun Bumi Satelit Satria./ Bisnis-Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) masih mempertimbangkan beragam aspek sebelum memutuskan nilai untuk proyek satelit cadangan atau hot backup satellite untuk Satelit Multifungsi Satria.

Direktur Utama Bakti Anang Latif mengatakan Bakti masih menghitung jenis komponen yang akan dimasukkan ke dalam proyek satelit cadangan Satria. Nilai proyek tersebut juga belum bisa diumumkan karena masih mempertimbangkan opsi membangun satelit baru atau menyewa kapasitas satelit lain.

“Belum ada angka yang pasti karena sedang dalam proses finalisasi,” kata Anang kepada Bisnis.com, Senin (15/11/2021).

Merujuk pada laman Asia-Pacific Satellite Communications Council (APSCC) - sebuah asosiasi internasional yang mewakili semua sektor industri satelit dan/atau yang terkait dengan ruang angkasa - harga pengadaan satelit HTS bergantung pada kapasitas dan teknologi yang digunakan.

APSCC menyebutkan 1 satelit reguler dengan kapasitas 1–3 Gbps membutuhkan dana berkisar US$180 juta –US$200 juta untuk pengadaan satelit. Adapun untuk ‘keluarga’ HTS, APSCC menyatakan harganya lebih mahal dibandingkan dengan satelit reguler.

Sementara, untuk HTS Kelas I dengan kapasitas 10-50 Gbps, APSCC menyebutkan membutuhkan dana berkisar US$200 juta –US$300 juta. Nilai tersebut sudah termasuk pembuatan satelit, peluncur dan asuransi.

HTS Kelas II dengan kapasitas 50 -150 Gbps membutuhkan dana sekitar US$350 juta – US$450 juta. HTS Kelas III dengan kapasitas 150Gbps – 350 Gbps membutuhkan dana berkisar US$500 juta –US$600 juta.

Artinya, jika satelit cadangan Satria dibangun ulang dari awal, dana yang dibutuhkan sekitar US$350 juta - US$450 juta atau sekitar Rp4,9 triliun - Rp6,3 triliun.

Dari sisi komponen, tipe satelit juga mempengaruhi kecepatan pembangunan proyek satelit. Jika tipe satelit tersebut merupakan tipe baru, maka pembuatan satelit akan memakan waktu lama. Terdapat proses uji coba perangkat yang harus dilewati sebelum perakitan dimulai, untuk mendapatkan komponen perangkat yang berkualitas.

Berbeda jika satelit yang dibangun adalah tipe lama atau sudah banyak beredar, perusahaan pembuat satelit telah memiliki komponen dan perangkat yang tepat untuk itu, sehingga perakitan lebih cepat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper