Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pangkalan data perlu menjalin kerja sama dengan lebih dari satu penyedia layanan Internet untuk menjaga keandalan layanan.
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) Teddy Sukardi mengatakan kerja sama antara penyedia pangkalan data dengan penyedia layanan internet merupakan suatu keharusan.
Hanya saja, untuk memberikan layanan data yang andal pemain pangkalan data tidak bisa hanya menjalin kerja sama dengan satu penyedia layanan internet saja. Mereka harus bekerjasama dengan banyak penyedia layanan internet agar terbangun sistem cadangan (redundant system).
“Kalau listrik, pemain pangkalan data punya genset sebagai cadangan daya, kalau internet tidak ada cadangan kan jadi lucu,” kata Teddy, Jumat (22/10/2021).
Dia mengatakan meski sebuah perusahaan pangkalan data telah memiliki kerja sama dengan perusahaan tertentu, tetapi tidak bisa dimonopoli oleh satu perusahaan saja. Tetap harus kerja sama dengan perusahaan lain atau menyewa.
“Kalau tidak ada alternatif [konektivitas] menjadi kelemahan bagi pangkalan data tersebut,” kata Teddy.
Kerja sama, lanjut Teddy, tidak hanya berkutat pada penyediaan layanan konektivitas, juga bisa cross-selling atau saling menjual produk tambahan kepada pelanggan masing-masing perusahaan.
Sebelumnya, PT NAP Info Lintas Nusa (Matrix NAP Info) bekerjasama dengan PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur (DISM) bersama PT DCI Indonesia Tbk. (DCII).
Dengan jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) serat optik yang dimilikinya, NAP Info mendukung konektivitas Pangkalan Data H2 yang berlokasi di Karawang.
Managing Director Matrix NAP Info Thomas Dragono mengatakan perusahaannya menyediakan sambungan langsung sampai ke Singapura dengan latensi rendah.
“Kami berkomitmen untuk memastikan skalabilitas layanan di H2 Data Center terjaga dan sesuai dengan kebutuhan digital masyarakat,” kata Thomas.
Sekadar informasi, pangkalan data H2-01 baru saja diresmikan. Pangkalan data ini memiliki kapasitas 3.000 rack dengan total daya listrik sebesar 15MW.
Pangkalan data H2-01 merupakan awal dari kawasan hyperscale H2 yang dapat menampung hingga kapasitas 600MW.