Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong perusahaan pelat merah untuk mengucurkan investasi ke perusahaan rintisan atau StartUp lokal dianggap sebagai langkah yang tepat.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan bahwa investasi BUMN di startup lokal bisa membuat perusahaan rintisan dalam negeri menikmati kucuran dana yang sesuai.
“Jika para startup tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari dalam negeri, akan lebih mudah menarik para investor dari luar negeri,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).
Dia menuturkan bahwa fenomena banyaknya investor asing di unikorn asal Indonesia terjadi karena kesiapan pemilik modal dalam menanggung risiko investasi.
“Memang bisa dimaklumi, karena para angel investor yang bisa menanggung risiko paling besar adalah perusahaan asing untuk saat ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, menurut laporan Credit Suisse berjudul ASEAN Unicorn Scaling New Heights, terdapat sebelas unikorn di Indonesia. Melihat riwayat pendanaannya, mayoritas investasi yang didapat sebelas perusahaan tersebut datang dari luar negeri.
Mengacu pada laporan tersebut, hanya dua perusahaan berlabel unikorn, yaitu tiket.com Blibli yang mayoritas pendanaannya berasal dari dalam negeri.
Dianta menyebut, keuntungan paling besar dari model bisnis startup justru berada di awal saat perusahaan baru dirintis, karena nilai valuasi yang masih rendah. Di sisi lain, risiko kegagalan di awal juga adalah paling besar.
Menurutnya biaya yang harus dikeluarkan oleh investor lokal akan lebih besar dari investor luar negeri jika ingin berinvestasi di startup lokal. Selain itu, masih banyak sektor bisnis yang memiliki risiko lebih kecil dengan kepastian keuntungan lebih tinggi.
Dianta menjelaskan, para investor dari luar negeri juga sudah terbiasa dengan model bisnis startup. Sementara itu, investor dalam negeri masih memandang model bisnis startup sebagai hal yang baru.