Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan atau startup lokal adalah juara di pasar domestik. Dalam beberapa kasus, mereka mampu memukul pemain asing kembali ke negara asalnya.
“Seperti Gojek yang menjadi leader dan memaksa Uber tidak lagi beroperasi di Indonesia. Kemudian Tokopedia, Bukalapak dan lain sebagainya yang memaksa Rakuten untuk berhenti beroperasi,” kata Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid dalam Webinar Keberadaan Nilai Kearifan Lokal dalam Pusaran Digital beberapa waktu lalu.
Selain itu, sambungnya, layanan pesan antar makanan GoFood dan GrabFood juga berhasil memaksa Foodpanda berhenti beroperasi di Indonesia.
Dia mengatakan salah satu kunci perusahaan dalam negeri dapat bersaing dengan pemain global adalah kearifan lokal yang dimiliki oleh perusahaan rintisan dalam negeri.
Perusahaan dalam negeri terus berupaya memahami kondisi pasar domestik dengan lebih baik lagi.
“Saya ingat ketika Gojek pertama kali ada, itu langsung menggunakan sistem pembayaran cash dan Uber saat awal sekali beroperasi di indonesia tidak memiliki itu, harus menggunakan kartu kredit” kata Fajrin.
Dia mengatakan ekonomi digital Indonesia belum mencapai puncak. Hingga 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan masih akan tumbuh tiga kali lipat dibandingkan dengan 2020 menjadi Rp1.760 triliun.
Hanya saja, potensi pertumbuhan ekonomi digital ini belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.
“Siapa yang akan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital ini. Sayang sekali jika kita hanya berperan sebagai pasar,” kata Fajrin dalam
Dari sisi konsumen, kata Fajrin, jumlah pengguna internet Indonesia telah mencapai 175 juta , sedangkan jumlah ponsel yang terhubung dengan internet mencapai 338 juta atau di atas populasi yang ada saat ini. Jumlah tersebut merupakan peluang pasar digital yang potensial.