Bisnis.com, MANOKWARI – Keterlibatan pemain lokal diyakini dapat membuat proses penggelaran Base Transceiver Station (BTS) 4G di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi lebih mulus.
Dengan keterlibatan pemain lokal,pembangunan ratusan BTS 4G di Papua Barat diyakini dapat terpenuhi sesuai jadwal yang diberikan, yakni 15 bulan.
Presiden Direktur PT Surya Energi Indonesia Bambang Iswanto mengatakan bahwa dalam membangun BTS 4G, konsorsium akan melibatkan pemain lokal dan menjalin lebih banyak kemitraan.
Hal itu dilakukan untuk mengakselerasi pembangunan BTS 4G di wilayah yang umumnya ada di pelosok, dan memiliki kondisi geografis berbeda dengan di Jawa.
Dia pun optimistis 15 bulan yang merupakan waktu yang memadai untuk membangun infrastruktur 4G di Papua Barat.
Adapun, biaya yang dihabiskan untuk membangun BTS 4G di Papua Barat diperkirakan mencapai lebih dari Rp2,5 triliun, dengan biaya operasional per tahun sebanyak 10–12,5 persen dari total belanja modal.
“Terkait dengan pemasangan butuh tenaga kerja. Untuk itu kami banyak melakukan kerja sama dengan pemain lokal juga,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (7/10/2021).
Sekadar informasi, area Papua Barat masuk ke dalam paket 4 di rencana pembangunan BTS 4G periode 2021–2022. Papua Barat tergabung dengan Papua dalam paket tersebut.
Rencananya, hingga 2022 akan ada 1.759 BTS yang akan dibangun dan menjadi bagian dari paket 4 tersebut. Dari jumlah itu 824 BTS di antaranya ada di Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, Bambang juga menjelaskan bahwa kehadiran layanan 4G tidak lepas dari kerja sama yang terjalin dengan Telkomsel sebagai pemenang tender di delapan area dari sembilan area yang dilelang.
Telkomsel nantinya akan memberikan layanan 4G ke pelanggan, sedangkan konsorsium akan membangun infrastruktur yang dibutuhkan.