Jumlah Unicorn Indonesia-China Bagai Bumi dan Langit, Ini Penyebabnya

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 21 September 2021 | 12:33 WIB
Ilustrasi/investama.co.id
Ilustrasi/investama.co.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Keterlambatan pemangku kepentingan di Tanah Air dalam menyadari potensi industri perusahaan rintisan atau startup menjadi satu penyebab jumlah unicorn Indonesia dengan China, bagai bumi dan langit. 

CEO MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan pengalaman investor lokal dalam berinvestasi di perusahaan rintisan Indonesia baru hadir pada 5 tahun terakhir. Hal ini menjadi salah satu penyebab Indonesia tertinggal dengan China dan Amerika Serikat . 

Dari sisi jumlah unicorn, Indonesia hanya memiliki 8 unicorn, sedangkan China dan Amerika Serikat masing-masing memiliki lebih dari 100 unicorn. 

“Dahulu hanya ada segelintir investor (Venture Capital/VC), dengan modal kecil, yang terfokus di sana, sedangkan Private Equity (PE), family office, dan corporate tidak ‘mengerti’ sektor ini,” kata Donald kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021). 

Donald menambahkan VC generasi pertama hanya dapat mengumpulkan sedikit uang, di bawah US$30 juta per VC, dan terutama dari individu yang juga belum berani main banyak di sini. 

Akibatnya, kata Donald, VC hanya berani investasi kecil dan banyak membuka peluang bagi VC regional untuk bergabung, agar uang yang dihimpun cukup. 

Saat ini VC mulai mengumpulkan dana dari institusi pendanaan global, dengan pendanaan generasi 2020 ke atas yang berukuran lebih dari US$100 juta.

Donald mengatakan dengan kondisi tersebut VC mulai berpartisipasi pada pendanaan tahap lanjut perusahaan rintisan, dengan valuasi US$100 juta ke atas atau perusahaan-perusahaan yang siap melangkah menjadi unicorn. 

“Yang juga perlu diketahui adalah, walaupun VC lokal dan mempunyai independensi lokal yang kuat, uang yang mereka salurkan banyak dari investor Internasional, dari USA, Eropa, dan Asia, karena yang kenal asset class ini lebih investor internasional,” kata Donald. 

Dia membeberkan sebenarnya dana lokal yang banyak  adalah yang terdapat di korporasi atau konglomerat  di Indonesia. Dengan kerja sama yang terjalin antara VC dan korporasi muncul kesempatan untuk menumbuhkan alokasi dana yang bisa mendukung perusahaan rintisan. 

MDI Ventures, ujar Donald, adalah suatu korporasi Venture Capital, di mana dana yang disalurkan adalah milik Telkom Indonesia.  “Setelah kami membuktikan kami bisa mengelola US$100 juta pertama kami di 2016-2020, Telkom bisa langsung memperbesar alokasi dananya 5 kali lipat [US$500 juta]” kata Donald.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper