Bisnis.com, SOLO - Sistem enkripsi end-to-end WhatsApp disebut bisa dibobol oleh 1.000 karyawan kontrak.
Akibatnya, pesan milik para pengguna bisa dibuka dan dilihat oleh ribuan pegawai.
ProPublica akhirnya memberikan klarifikasi mengenai laporan yang sempat gempar di kalangan pengguna itu.
“ProPublica telah mengunggah klarifikasi di bagian atas artikelnya yang menyatakan bahwa ulasan WhatsApp atas laporan pengguna tidak merusak enkripsi end-to-end,” ujar pihak WhatsApp, Sabtu (11/9).
Dijelaskan dari laman resmi ProPublica, Rabu (8/9), WhatsApp hanya dapat memeriksa pesan yang telah dilaporkan oleh pengguna sebagai pesan yang kemungkinan menyalahi ketentuan layanan.
Itu artinya enkripsi end-to-end tidak dibobol.
WhatApp secara konsisten menekankan bahwa tidak seorang pun di luar obrolan, bahkan WhatsApp, dapat membaca atau mendengarkan pesan pengguna yang otomatis muncul di layar pengguna sebelum mereka mengirimkan pesan.
Para karyawan hanya memiliki akses ke sebagian pesan WhatsApp yang dilaporkan pengguna dan secara otomatis diteruskan ke WhatsApp sebagai pesan yang mungkin menyalahi ketentuan.
“Tinjauan ini adalah salah satu elemen operasi pemantauan yang lebih luas, di mana WhatsApp juga memeriksa materi lain yang tidak terenkripsi, termasuk data seputar pengirim dan akun mereka," ujar pihak WhatsApp.
Direktur komunikasi WhatsApp, Carl Woog, mengakui adanya tim tenaga kontrak di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura yang meninjau pesan WhatsApp untuk mengidentifikasi dan menghapus pelaku "buruk" yang dilaporkan.
“Kami mempertahankan tingkat keandalan yang tinggi, dan mencegah penyalahgunaan,” tutur pihak WhatsApp.