Pasar Ponsel Pintar Kuartal III/2021, Penjualan Bisa Susut 27 Persen

Akbar Evandio
Rabu, 18 Agustus 2021 | 18:55 WIB
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan ponsel dalam negeri diramalkan terkontraksi hingga dua digit pada kuartal III/2021 dibandingkan dengan kuartal III/2020. Kelangkaan komponen ponsel diduga menjadi pendorong utama.

Sekadar informasi, laporan firma riset pasar International Data Corporation (IDC) menemukan bahwa pada kuartal III/2020, total pengiriman ponsel di Indonesia meningkat 49 persen mencapai 10,6 juta unit dibandingkan kuartal II/2020 yang mencapai 7,1 juta unit.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan potensi kontraksi berpotensi mencapai 27 persen sehingga pengiriman ponsel di Indonesia pada kuartal III/2021 diestimasikan hanya mencapai sekitar 7,7 juta unit dibandingkan kuartal III/2020 yang mencapai 10,6 juta unit.

Dia mengatakan penurunan tersebut disebabkan karena daya beli masyarakat yang makin jenuh untuk bertahan menghadapi Covid-19 dan tantangan lain, yakni kelangkaan komponen ponsel.

“Daya beli masyarakat tidak kunjung membaik, sekarang ini pembatasan terus diperpanjang. Mereka tidak tiap tahun harus beli ponsel dan kebutuhan baru atau ganti ponsel rusak tidak besar. Jadi penurunan pasti terjadi untuk kuartal III/2021 bisa [mencapai] 27 persen,” ujarnya, Rabu (18/7/2021).

Menurutnya, tantangan ke depan yang harus dihadapi setiap pemain adalah mempertahankan harga ponsel pintar mereka agar tetap terjangkau khususnya segmen menengah ke bawah.

Selain itu, dia menilai ketersediaan cip ponsel di gudang industri rendah. Alhasil, harga ponsel di pasar domestik diperkirakan dapat melonjak hingga Rp1 juta.

Heru berujar kelangkaan tersebut disebabkan oleh sanksi dagang Amerika Serikat terhadap China. Adapun, mayoritas cip ponsel pintar di dunia dipasok oleh Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) di Negeri Panda.

Kelangkaan cip tersebut membuat harga cip di pasar global tumbuh. Trendforce melaporkan bahwa 10 produsen cip ponsel pintar dunia tumbuh 1 persen secara tahunan pada kuartal I/2022 menjadi US$22,75 miliar.

Adapun, pendapatan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TMSC) melonjak 55 persen secara tahunan pada kuartal I/2021 menjadi US$31 miliar. Sementara itu, pendapatan Pairwise Markovian Coalescent (PMSC) tumbuh 14 persen menjadi US$388 miliar.

Di sisi lain, IDC memproyeksikan pasar semikonduktor global akan tumbuh 12,5 persen tahun ini. Pertumbuhan tersebut diduga didorong oleh permintaan ponsel pintar 5G.

Dengan demikian, Heru memprediksi harga ponsel setiap segmen akan menurun. Secara rinci, ponsel segmen low end akan naik Rp100-Rp200.000 per unit, segmen kelas menengah dapat tumbuh hingga Rp500.000 per unit, sedangkan segmen high end melonjak antara Rp500.000 hingga sekitar Rp1 juta.

"Masyarakat terpaksa harus memilih ponsel dengan spesifikasi sedikit di bawah [keinginan] atau menambah kocek yang harus dikeluarkan," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper