Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menilai langkah perusahaan pelopor dan aggregator voucer diskon digital PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) atau Ultra Voucher untuk melantai di bursa merupakan keputusan yang tepat guna mengakselerasi bisnis perusahaan.
Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan IPO emiten dengan kode saham UVCR ini akan menambah pendanaan untuk bisa bersaing dengan kompetitor ke depan.
“Hingga saat ini, perusahaan digital masih banyak yang bergantung kepada pendanaan untuk bisa bersaing dan menjalankan operasionalnya. Jika dulu hanya melalui roundtable investment, saat ini ada peluang pendanaan melalui IPO. Hal ini tepat dilakukan oleh Ultra Voucher,” ujarnya, Rabu (28/7/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bisnis voucher potongan harga kian berkembang saat pandemi Covid-19 sehingga membuat kebutuhan pendanaan dan inovasi produk makin penting.
Tidak hanya itu,dia mengatakan akses pasar yang lebih luas bisa dicapai karena saat ini voucher berbentuk digital mengartikan teknologi tersebut tidak lagi terhalang ruang.
“Dananya dari IPO ini. Bagi end-user tentu akan sangat bermanfaat karena inovasi makin bagus dan bisa jadi voucher yang jarang ada di domestik bisa tersedia nantinya di aplikasi Ultra Voucher,” katanya.
Berdasarkan data Statista, sebanyak 65 persen pembeli dari Generasi Z berumur 18—23 tahun telah meningkatkan belanja digital mereka sejak awal pandemi Covid-19 menggunakan voucer belanja. Adapun, hanya 47 persen responden Baby Boomer yang memiliki umur lebih dari 55 tahun yang menyatakan pernah melakukan hal yang sama.
Lebih lanjut, laporan Statista juga menemukan barang-barang rumah tangga, restoran, dan pengiriman bahan makanan adalah kategori kupon yang paling banyak ditelusuri.
Huda melanjutkan, belanja daring menggunakan voucer digital telah lepas landas selama pandemi Covid-19 ketika orang berusaha menghindari toko untuk jarak sosial. Namun, diskon selama belanja daring menjadi makin penting, karena kehilangan pekerjaan dan kekurangan produk berdampak pada kehidupan dan daya beli masyarakat sehari-hari.
“Melalui langkah IPO ini mereka akan lebih dikenal dan dari sisi pengguna bisa tumbuh hingga 15 persen kenaikan jumlahnya. Bahkan bisa lebih mengingat pertumbuhan e-commerce dan layanan digital lainnya juga terus meningkat,” tuturnya.