Pandemi Dorong Akselerasi Penggunaan Teknologi di Kalangan Pendidik

Janlika Putri Indah Sari
Senin, 26 Juli 2021 | 19:10 WIB
Seorang siwa tengah mengerjakan tugas sekolah dari rumah di Bandung./Bisnis-Dea Andriyawan
Seorang siwa tengah mengerjakan tugas sekolah dari rumah di Bandung./Bisnis-Dea Andriyawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA Kegiatan belajar mengajar berbasis daring kini meningkat selama satu tahun belakangan ini.

Padahal sejak tahun 2018, banyak sekali inisiatif yang telah didiskusikan oleh pimpinan universitas untuk mengakselerasi penggunaan teknologi bagi kalangan pendidik, baik untuk mata kuliah maupun program studi dan cukup sulit untuk bisa direalisasikan. Namun, pandemi mengubah segalanya dengan mengadopsi teknologi untuk proses belajar jarak jauh.

Dosen dan peneliti Program Studi Ilmu Komunikasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Pelita Harapan, Stella Stefany menyatakan tantangan yang paling besar dihadapi adalah ketidaksiapan tenaga pendidik dalam beradaptasi di kelas virtual.

“Bukan karena pengajar yang tidak kompeten, tapi karena murni kurang persiapan bagi para pendidik dalam mengadopsi teknologi. Dengan kurangnya persiapan dan pelatihan, dampaknya mahasiswa banyak diberikan tugas yang banyak sekali sebagai kompensasi belajar,” tuturnya pada keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (26/7/2021).

Stella juga menambahkan jika tantangan yang dihadapi saat ini yaitu kelasnya dipindah secara sinkronus. Jika sebelumnya kelas tatap muka tadinya 4 SKS dan masing-masing SKS adalah 50 menit, sekarang dipindah secara daring sehingga selama 4x50 menit mahasiswa diminta duduk depan laptop mendengar dosennya bicara.

Dan itu menjadi tantangan bagi pihak pengajar karena tidak tahu kondisi belajar siswa masing-masing di rumah seperti apa. Pada akhirnya yang muncul adalah tekanan psikologis baik dari mahasiswanya maupun dosennya. Mahasiswa stres karena harus menghadapi situasi keluarganya yang mungkin juga lagi ada tekanan besar. Ditambah ada tipe dosen yang karena online hanya memberi tugas-tugas saja.

Setelah berlangsung selama 15 bulan, fenomena seperti ini mulai bisa diatasi. Tantangan saat ini adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan mahasiswa student engagement agar mereka termotivasi untuk punya pemikiran kritis yang lebih tinggi.

Pada keterangan yang sama, Head of Business Partnerships Turnitin untuk kawasan Asia Tenggara Jack Brazel menambahkan tantangan lain di saat pandemi ini adalah melakukan penilaian jarak jauh terhadap hasil kerja mahasiswa.

Maka dari itu, Turnitin sebagai salah satu perusahaan teknologi bisa mendukung dari segi efisiensi waktu dalam melakukan proses penilaian.

Selain mengurangi waktu dalam memberikan penilaian, teknologi ini juga membantu menjawab pertanyaan mahasiswa ketika mereka menanyakan tentang indikator apa yang digunakan untuk memberikan nilai pada pekerjaannya.

“Kami mengakuisisi membantu para tenaga pengajar melakukan penilaian jarak jauh dengan waktu yang lebih efisien. Gradescope juga bisa terintegrasi dengan Learning Management Sysmen yang sudah ada,” tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper