Quipper Manfaatkan PPKM Darurat, Hadirkan Metode Belajar Baru

Akbar Evandio
Jumat, 9 Juli 2021 | 08:14 WIB
Edukasi teknologi global Quipper/Istimewa
Edukasi teknologi global Quipper/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi pendidikan (edutech), Quipper meyakini metode pembelajaran campuran (blended/hybrid learning) menjadi kebutuhan mendesak pada tahun ajaran baru 2021/2022.

Business Strategy and Growth Senior Manager Quipper Ruth Ayu Hapsari mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menjadi katalisator untuk mengakselerasi metode pembelajaran campuran tersebut.

“Dengan [metode] ini prospek pertumbuhan bisnis diperkirakan akan lebih baik lagi. Oleh karena itu kami akan memfokuskan kinerja untuk mendukung kedua sisi yaitu sekolah dan siswa,” ujarnya, Kamis (8/7/2021).

Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini perusahaan telah menghadirkan ragam strategi untuk beradaptasi dalam mengadopsi pembelajaran jarak jauh sebagai antisipasi pilihan ketika sekolah ketika sudah bisa mulai tatap muka kembali secara bertahap atau pada masa transisi.

Dia menyebutkan, program pertama adalah Bisa Tetap Belajar (BTB) yang memberikan akses ke layanan premium quipper agar sekolah dapat melakukan pembelajaran secara daring dengan konten-konten yang sudah tersedia di Quipper.

Program kedua adalah Quipper School Premium, merupakan layanan yang mereka tawarkan ke sekolah. Layanan ini tidak hanya berfokus pada konten di dalam aplikasinya, tetapi juga mendampingi sekolah dari tahap persiapan hingga evaluasi.

Dia menyebutkan, berdasarkan strategi tersebut sepanjang semester I/2021 sudah lebih dari 371.000 guru dan lebih dari 7,7 juta siswa telah bergabung menjadi pengguna Quipper.

“Meskipun sekolah, guru, dan siswa sudah semakin terbiasa untuk belajar daring, tatap muka masih perlu untuk dilakukan, sehingga yang menjadi tantangan bagaimana Quipper bisa membantu guru dan siswa dalam implementasi blended learning kedepannya, bukan hanya terfokus pada implementasi belajar daring saja,” ujarnya.

Di sisi lain, dia juga melihat bahwa banyak siswa yang sudah merasa jenuh satu tahun belajar daring sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan untuk membuat siswa tetap termotivasi untuk belajar walau dari rumah melalui produk dan layanan yang diberikan.

Berdasarkan data Statista, pasar perangkat lunak pendidikan ditaksir akan mengumpulkan pendapatan di seluruh dunia sekitar US$10,4 miliar pada 2021.

Perkiraan menunjukkan bahwa tren pertumbuhan yang kuat ini akan berlanjut selama bertahun-tahun yang akan datang, mencapai US$11,3 miliar pada 2024.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper