Era Ponsel Pintar Flash Charging, Peluang atau Tantangan?

Muhammad Khadafi
Rabu, 2 Juni 2021 | 17:13 WIB
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018). /JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018). /JIBI-Dwi Prasetya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Teknologi pengisian super daya baterai super cepat (flash charging) diprediksi menjadi salah satu area persaingan bagi vendor ponsel di Tanah Air.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) Ina Hutasoit mengatakan bahwa saat ini setiap vendor tengah berbondong-bondong menuju ke era pengisian daya baterai flash charging.

“Saat ini fitur yang ada di masing-masing brand banyak yang menjadi keunggulan untuk jenis ponsel brand lainnya, salah satunya seperti flash charging untuk menjawab kebutuhan konsumen yang aktif dengan penggunaan ponsel,” ujarnya, Rabu (2/6/2021).

Berdasarkan laporan perusahaan media asal Inggris We Are Social, dari total 202,6 juta pengguna internet di Indonesia, 96,4 persen diantaranya menggunakan ponsel pintar untuk mengakses internet di mana waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. 

Dia memperkirakan permintaan konsumen terhadap pengisian daya cepat makin meningkat di kala pandemi Covid-19. Menurutnya, era pengisian daya baterai cepat masif dimulai pada pertengahan 2021.

Oleh karena itu, saat ini para vendor ponsel tengah berlomba di sektor pengisian daya super cepat untuk menjawab kebutuhan pasar itu. Vendor berusaha untuk menjaring konsumen dengan memberikan kecepatan pengisian daya ponsel.

Sebagai informasi, selain, OPPO melalui teknologi VOOC untuk pengisian daya 125W yang bisa mengisi baterai 4.000 mAh hingga penuh dalam waktu 20 menit. Belum lama ini, Xiaomi turut memamerkan teknologi pengisian cepat 200W terbarunya yang diklaim bisa mengisi penuh baterai 4.000 mAh dalam waktu delapan menit.

Namun, Ina mengatakan bahwa yang setiap vendor ponsel perlu menjawab kualitas pengisian daya super cepat sebagai tantangan, karena bila flash charging membuat komponen lain menjadi turun kualitasnya, karena cukup panas saat di charge, dipastikan menjadi pertimbangan juga bagi konsumen dalam menetapkan pilihan.

“Dari pihak brand perlu mengantisipasi agar komponen lainnya tidak terganggu. Karena kembali lagi pilihan ada di tangan konsumen, seberapa urgen kebutuhan flash charging ini,” katanya.

Dikutip melalui GizmoChina, flash charging merupakan teknologi untuk mempercepat pengisian baterai yang dilakukan dengan memperbesar voltase atau memperbesar ampere.

Namun, membesarkan ampere, sama dengan membesarkan tabung tempat listrik mengalir, karena jika, pengisian dengan voltase tinggi tanpa memperbesar tabung (ampere), maka tekanan pada baterai akan makin tinggi. Akibatnya, baterai makin cepat panas dan ada risiko terbakar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper