Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis Huawei di Eropa terjun bebas sejak perusahaan tersebut berhenti merilis perangkat baru tanpa dukungan Google. Sekarang, kondisi ini sudah meluas ke China.
Dilansir phonearena.com, Senin (3/5/2021), perusahaan asal China ini hanya mengapalkan 90,7 juta ponsel ke China selama Januari-Maret 2021. Capaian tersebut tumbuh 36 persen secara tahunan, meski patut diingat kinerja kuartal I/2020 terdampak oleh pandemi.
Huawei telah menjadi merek terkemuka di Chia selama beberapa tahun terakhir, tetapi dominasi itu tampaknya akan segera berakhir. Pangsa pasar Huawei di China hanya 16 persen pada kuartal akhir tahun lalu, turun dari rekor tertingginya pada kuartal II/2020 yang lebih dari 30 persen.
Pada kuartal IV/2020, Huawei juga berhasil menyalip Samsung dengan menjadi manufaktur ponsel pintar terbanyak di dunia
Sanksi dari Amerika Serikat yang mulai diimplementasikan pada pertengahan September lalu menjadi biang kerok terjun bebasnya pasar Huawei di negara asalnya. Perusahaan tersbeut tidak bisa mengakses cip dari TSMC atau pemasok lainnya sejak sanksi dijatuhkan.
Namun, kesialan Huawei ini menjadi berkah tersendiri bagi rival Huawei. Vivo sekarang memimpin pasar di China dengan pengiriman ponsel pintar melesat dari 17 persen tahun lalu menjadi 24 persen pada kuartal awal tahun ini.
Berdasarkan laporan Counterpoint Research, kemitraan Vivo dengan ZEISS dan peluncuran Vivo X60 telah memacu popularitasnya di China.
Di belakang Vivo ada OPPO dengan pangsa pasar sebesar 23 persen, lalu diikuti oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 15 persen di China.
Apple bertengger di posisi lima besar dengan pangsa pasar yang naik dari 9 persen pada kuartal I/2020 menjadi 13 persen pada kuartal awal tahun ini berkat popularitas iPhone 12.