Kebocoran Data Kembali Terjadi, Kali Ini Clubhouse dan LinkedIn

Akbar Evandio
Senin, 12 April 2021 | 02:31 WIB
Clubhouse merupakan aplikasi yang membiarkan penyelenggara mengadakan sebuah ruang obrolan layaknya siaran radio daring. /Bloomberg
Clubhouse merupakan aplikasi yang membiarkan penyelenggara mengadakan sebuah ruang obrolan layaknya siaran radio daring. /Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus kebobolan data kembali terjadi. Kali ini, data pribadi milik 1,3 juta pengguna platform audio Clubhouse yang bocor di internet yang disebar secara gratis di forum peretas.

Dikutip dari Business Insider, Cyber News mencatatkan bahwa data yang bocor meliputi nama, ID pengguna, URL foto, nama profil di media sosial lain, jumlah followers dan following, tanggal buat akun dan lain-lain.

Penjahat siber menggunakan data-data tersebut untuk menyerang pengguna Clubhouse lewat beberapa cara. Misalnya, dengan melakukan phishing, pencurian identitas atau serangan rekayasa sosial lainnya.

Sekadar catatan, ini bukan pertama kalinya Clubhouse dilanda masalah keamanan. Pada bulan Februari 2021, seorang pengguna tidak dikenal menyadap pembicaraan di feed Clubhouse ke situs pihak ketiga miliknya sendiri.

Clubhouse belum memberikan keterangan resminya tentang insiden kebocoran data ini. Ini adalah insiden kebocoran data ketiga yang melibatkan platform media sosial dalam seminggu ini.

Sementara itu, platform web jaringan sosial yang berorientasi bisnis, LinkedIn juga mengalami kebocoran terhadap 500 juta data pengguna yang dijual secara daring.

Berdasarkan data dari Cybernews, terdapat informasi tentang pengguna LinkedIn yang berisi informasi termasuk nama, alamat email, nomor telepon, informasi tempat kerja dan masih banyak lagi.

Dalam forum peretas di jagat maya itu disajikan sampel data pengguna yang dijual seharga US$2 atau sekitar Rp29 ribu per data. Penjual juga melelang 500 juta data pengguna LinkedIn itu mencapai empat digit angka yang cukup besar, tetapi dalam betuk bitcoin.

Analis keamanan siber Paul Prudhomme mengatakan kebocoran ini signifikan karena aktor jahat bisa menggunakan informasi karyawan untuk menyerang perusahaan.

Sedangkan akhir pekan lalu, data milik 533 juta pengguna Facebook bocor di forum online. Facebook membenarkan hal itu terjadi, tapi kejadiannya sudah lama yaitu pada tahun 2019 dan isunya telah diperbaiki.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Ropesta Sitorus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper