Bisnis.com, JAKARTA – Iklim pendanaan terhadap perusahaan rintisan di Indonesia pada kuartal II/2021 diprediksi semakin bergairah. Sebab, ragam faktor pendukung pulihnya ekonomi memberikan optimisme bagi para pemodal.
Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono menilai Indonesia menjadi negara keempat yang mempunyai program vaksinasi terbaik di dunia.
Selain itu, ia mengatakan startup di tingkat unikorn mulai melirik melantai di bursa baik lokal maupun melalui SPAC sehingga memberikan indikasi pendanaan pada startup Indonesia semakin membaik pada kuartal mendatang.
“Pendanaan pada startup Indonesia akan makin dan terus membaik pada kuartal pertama, kedua, dan seterusnya dengan fenomena ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (11/4/2021).
Selanjutnya, dia memprediksi terdapat 3 sektor yang tetap menjadi primadona pada kuartal II/2021. Adapun ketiga sektor tersebut merupakan bidang yang sangat erat dengan kebutuhan masyarakat.
“Sektor pendidikan, perdaganga,n dan kesehatan akan tetap menjadi primadona,” katanya.
Dia memerinci untuk sektor edukasi ini dipicu dari dunia pendidikan yang akan kembali bertatap muka, tetapi tetap menerapkan metode hybrid.
Sedangkan, sektor perdagangan akan semakin cerah di mana momentum Lebaran menjadi pemicunya serta adanya subsidi ongkir dari pemerintah yang nilainya Rp500 miliar.
Menurut catatan Bisnis, pemerintah memiliki wacana untuk memberikan subsidi ongkos kirim (ongkir) pada penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh pada H-10 dan H-5 Idul Fitri.
Kemudian, dia melanjutkan sektor kesehatan yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam rangka menyukseskan program vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan laporan Cento Ventures, pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 3,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 8,2 miliar pada 2020. Pada semester I/2020, pendanaan ke startup Asia Tenggara US$5,9 miliar sedangkan pendanaan pada semester II/2020 senilai US$2,3 miliar.
Tak hanya itu, jumlah kesepakatan investasi sepanjang tahun lalu mencapai 645, turun dibandingkan 2019 yang mencapai 704.
Namun, berdasarkan nilainya, Indonesia berkontribusi 70 persen terhadap total pendanaan. Lalu Singapura (14 persen), Malaysia (5 persen), Thailand (5 persen), Vietnam (4 persen), dan Filipina (2 persen).
Sebaliknya, dari sisi jumlah kesepakatan investasi, Singapura memimpin dengan porsi 37 persen. Lalu Indonesia (27 persen), Vietnam (14 persen), Malaysia (12 persen), Thailand (6 persen), dan Filipina (5 persen).
Adapun, besarnya nilai investasi yang diperoleh perusahaan rintisan Indonesia ditopang oleh startup jumbo, di mana hampir setengah dari dana yang terkumpul masuk ke unikorn termasuk Grab Holdings, Gojek, Bukalapak, dan Traveloka.