Pak Jokowi, SDM Masih Jadi Isu Bisnis Berbasis Teknologi

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 16 Maret 2021 | 02:15 WIB
Ilustrasi ruangan server komputer. /CC0
Ilustrasi ruangan server komputer. /CC0
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Sumber daya manusia (SDM) masih menjadi isu dalam mendorong bisnis berbasis teknologi, termasuk komputasi awan, untuk berkembang pada tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto mengatakan penyelesaian permasalahan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Diperlukan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam mengurangai permasalahan sumber daya manusia.

“Tidak mungkin dalam waktu singkat. Apa yang sudah dilakukan Kemenkominfo dalam pengembangan talenta digital, itu perlu didukung,” kata Alex kepada Bisnis, Senin (15/3/2020).

Alex menambahkan jumlah SDM berkualitas di bidang teknologi, khususnya komputasi awan sangat dibutuhkan saat ini. Pertumbuhan adopsi digital yang cepat di Indonesia, harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga kerja.

Adapun, secara umum, sumber daya manusia merupakan permasalahan akut industri teknologi di Tanah Air. Dalam bidang teknologi apapun, selalu ada kesenjangan antara pertumbuhan teknologi dengan talenta digital.

Dalam hal pemanfaatan komputasi awan misalnya, Boston Consulting Group (BCG), perusahaan konsultan manajemen global, mengungkapkan  kesenjangan keterampilan menjadi masalah utamanya dalam pemanfaatan komputasi awan di negara ini, sebanyak 65% dari responden yang diteliti BCG menjawab demikian.

Di luar kesenjangan keterampilan, perusahaan atau organisasi juga dihadapkan dengan permasalahan internal lainnya seperti kesulitan memahami model operasi komputasi awan, adopsi bisnis yang rendah, hingga perasaan tidak mendapat manfaat apa-apa.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengatakan berdasarkan indeks kesiapan jaringan digital 2020, Indonesia menempati urutan ke 30 dari 134 negara dengan tingkat investasi pengeluaran teknologi dan perangkat lunak komputer tertinggi di dunia. Ini merupakan posisi terbaik yang dimiliki Indonesia dalam indeks tersebut.

Sementara itu, untuk tingkat terendah dalam indeks tersebut, Indonesia berada di urutan ke 100 dari 134 negara, perihal kesiapan pada teknisi bisnis, professional, dan situs.

Teguh mengatakan salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan kualitas SDM yang kurang baik dan sedikit, adalah dengan memasukan teknologi menjadi salah satu kurikulum di sekolah.

“Sempat tidak ada kurikulum teknologi selama 5 tahun menyebabkan kekurangan SDM untuk ke teknologi. Jadi harus dikejar. Kalau pendidikan formal baru mulai, pendidikan non-formal harus ditambahkan dengan ekstrakurikuler,” kata Teguh.  

Dia mengatakan untuk mengejar kesenjangan SDM di Tanah Air, pemerintah hakikatnya sudah membuat program 10.000 – 100.000 talenta digital.

Dirjen SDPPI Kemenkominfo Ismail mengatakan program talenta digital merupakan salah satu agenda transformasi digital nasional. Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga 15 tahun ke depan atau 600.000 talenta digital per tahun.

Proses transformasi digital terjadi ketika masyarakat dapat memanfaatkan data yang ada untuk pertumbuhan ekonomi digital.
Masyakarat membutuhkan platform dan komputasi awan untuk memanfaatkan data tersebut, untuk penguasaan pasar di Tanah Air.

“Jangan kita hanya membuatkan karpet merah kepada platform asing untuk melihat pasar kita, sedangkan masyarakat tidak bisa memanfaatkan data. Ini sangat strategis sekali,” kata Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper