Willson Cuaca: Ekonomi Digital Indonesia Ibarat Ketapel

Akbar Evandio
Selasa, 16 Maret 2021 | 00:19 WIB
Ilustrasi belanja online/Antara
Ilustrasi belanja online/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca meyakini keadaan ekonomi digital Tanah Air dapat diibaratkan seperti ketapel yang tinggal dilepas menuju targetnya.

“[Ekonomi digital] seperti ketapel yang ditarik ke belakang, ekonomi digital Indonesia bakal melesat menuju era keemasan setelah pandemi bisa teratasi,” katanya dalam peluncuran East Ventures Digital Competitiveness Index 2021, Senin (15/3/2021).

Lebih lanjut, dia mengatakan terpuruknya keadaan ekonomi saat ini bersamaan dengan meningkatnya tingkat adopsi teknologi digital akibat pandemi Covid-19, sehingga daya saing ekonomi digital juga kian merata di Indonesia.

Alhasil, dia meyakini modal tersebut dapat melambungkan daya saing Indonesia seusai pandemi. Berdasarkan studi East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021 mencatatkan bahwa daya saing digital antarprovinsi di Indonesia makin merata.

Pemerataan tersebut tampak dari kenaikan skor median indeks daya saya saing digital (EV-DCI) dari 27,9 pada 2020 menjadi 32,1 pada 2021.

"Adanya pandemi sedikit mengerem pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia. Namun, pandemi juga membantu mengakselerasi adopsi layanan digital di Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa berdasarkan temuan dari perhitungan indeks EV-DCI, ada dua faktor utama yang mendorong perkembangan dan pemerataan daya saing digital di Indonesia di tengah pandemi.

Pertama, pembangunan infrastruktur yang makin merata. Infrastruktur merupakan pilar EV-DCI dengan kenaikan skor tertinggi, yakni 7,5 poin menjadi 54,3 pada 2021.

Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah rasio desa yang mendapatkan sinyal 3G dan 4G, rasio rumah tangga yang memiliki sambungan telepon tetap, serta tingkat gangguan listrik.

Kedua, peningkatan pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mengindikasikan bahwa penduduk Indonesia di seluruh provinsi makin banyak menggunakan layanan dan transaksi berbasis digital. Pilar pengeluaran TIK dalam indeks EV-DCI naik 6,3 poin.

Sejumlah indikator yang menopang kenaikan skor ini adalah peningkatan rasio rumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk TIK, pengeluaran rata-rata rumah tangga untuk TIK, serta balas jasa dan upah pekerja di sektor TIK. 

“Pandemi ibarat ketapel, infrastruktur digital mulai terasa dampaknya, dan ekonomi yang turun tengah turun begitu vaksin ada. Jadi inti dari semua, meski keadaan ekonomi tidak baik potensi indonesia itu besar, saat pandemi ini mereda,” kata Willson.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper