Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan diperlukan kerja sama seluruh lini untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19.
Pasalnya, target 181,5 juta penerima vaksin yang dijadwalkan berjalan dalam rentang waktu 15 bulan tidak dapat dikerjakan oleh pemerintah sendiri.
"Butuh dukungan dari semua komponen bangsa. Terima kasih untuk Gojek, Halodoc, RS Hermina, dan juga PPKK Kemayoran. Mudah-mudahan ini bisa menggerakkan dan memotivasi semua komponen bangsa untuk melakukan hal yang sama. Saya minta minta tolong jangan berhenti di hari ini kalau boleh kita butuh sampai 31 Desember," katanya dalam konferensi virtual, Rabu (3/3/2021).
Perusahaan rintisan berbasis teknologi kesehatan, Halodoc hari ini, Rabu 3 Maret 2021 resmi menghadirkan Pos Pelayanan Vaksinasi Covid-19 melalui mekanisme drive-thru.
Halodoc ditunjuk sebagai mitra resmi Kementerian Kesehatan RI dan dalam pelaksanaannya Halodoc menggandeng Gojek sebagai mitra transportasi dan komunikasi, Rumah Sakit Hermina sebagai tim medis di lapangan sekaligus vaksinator, dan BLU Pusat Pengelola Komplek Kemayoran (PPKK) sebagai penyedia area untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Budi mengatakan sampai Juni 2021, baru 45 juta orang yang divaksin Covid-19. Padahal, target sasaran vaksinasi Covid-19 secara nasional mencapai 181,5 juta orang. Adapun, perhitungan 45 juta orang ini dipengaruhi ketersediaan vaksin Covid-19.
Kendati angka tersebut masih jauh dari target sasaran, Budi mengatakan bahwa Indonesia patut bersyukur bahwa pelaksanaan vaksinasi sudah berjalan.
"Sasaran vaksinasi kita 181,5 juta orang. Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta selesai 12 bulan. Problem pertama yang paling utama adalah ketersediaan vaksin," katanya.
Dia mengatakan karena sampai Juni 2021, baru ada sekitar 90 juta dosis vaksin yang akan didatangkan, di mana jumlah 90 juta dosis vaksin setara dengan 45 juta orang yang bisa divaksin sampai Juni 2021.
Lebih lanjut, Budi Gunadi menyebutkan vaksin Covid-19 menjadi komoditas yang diperebutkan di seluruh dunia. Sejumlah negara bahkan ada yang belum bisa memulai vaksinasi.
"Banyak negara belum bisa memulai vaksinasi karena belum dapat jatah vaksin. Untuk negara-negara maju, seperti Australia dan Jepang baru mulai vaksinasi. Kita beruntung sudah bisa (vaksinasi)," kata Budi.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengamini bahwa seluruh lini baik korporasi, pemerintah, startup, dan masyarakat harus mensukseskan program vaksinasi Covid-19.
“Merupakan langkah baik dengan menggandeng startup hadir untuk membantu permasalahan masyarakat agar lebih cepat dan inovatif. Namun, tetap untuk vaksinasi startup saja tidak cukup harus sampai level puskesmas, karena startup hanya membantu memudahkan konsumen mendapatkan akses,” kata Dianta.