Subsidi Kuota Internet Gratis, Beban atau Berkah bagi Operator ?

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 3 Maret 2021 | 21:23 WIB
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Guru memberikan materi saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru secara daring di SMA Negeri 8 Jakarta, Senin (13/7/2020). Kegiatan MPLS dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai subsidi kuota internet membuat pertumbuhan pendapatan operator seluler melambat, seiring dengan harga murah per GB yang dibayarkan oleh pemerintah.

Meski demikian, untuk jangka panjang program subsidi kuota internet dinilai cukup bermanfaat. 

Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB Ian Yosef M. Edward mengatakan kuota gratis yang diberikan pemerintah turut berdampak pada perlambatan pertumbuhan pendapatan yang dibukukan operator sepanjang 2020.

Selain karena biaya per GB yang dibayarkan pemerintah sangat murah yakni senilai Rp1.000/GB, sedangkan biaya produksi per GB diperkirakan Rp3.000-Rp8.000. Paket subsidi kuota intenet gratis yang didalamnya terdapat kuota umum juga membuat masyarakat jadi malas membeli paket data biasa sehingga pendapatan operator berkurang.

“Satu keluarga mungkin yang awalnya beli paket data satu, sekarang jadi tidak membeli karena sudah dapat gratis,” kata Ian kepada Bisnis, Rabu (3/3/2021).

Ian mengatakan sebelum ada kuota belajar, lalu lintas data dan pendapatan operator seluler melesat cukup tajam secara bersamaan. Saat kuota subsidi diberikan, lalu lintas data tetap melesat, tetapi pendapatan melandai.  

Kendati demikian, sambungnya, kebijakan yang dilakukan pemerintah diakui memiliki tujuan baik yaitu agar proses belajar mengajar tetap dapat terlaksana.

Dalam jangka panjang, kata Ian, subsidi kuota internet yang diberikan oleh pemerintah melalui operator akan memberi manfaat kepada operator. Masyarakat generasi muda – pelajar SD sampai mahasiswa – yang sebelumnya belum menggunakan layanan internet operator, beralih menjadi pelanggan.

Mereka merasakan secara langsung pengalaman jaringan operator seluler sehingga berpeluang menjadi pelanggan loyal operator sejak usia muda.

“Anggap saja itu biaya pemasaran atau investasi. Nanti kalau pandemi sudah selesai, orang sudah terbiasa menggunakan jaringan mereka, di sana lah mereka untung. Jadi ini merupakan edukasi yang paling bagus,” kata Ian.   

Berdasarkan data verifikasi dan validasi nomor ponsel Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per November 2020, jumlah peserta didik penerima bantuan subsidi kuota – dengan parameter nomor yang dimiliki sesuai dengan format nomor ponsel dan aktif – mencapai 34.085.658 peserta didik.

Data yang sama juga diketahui bahwa sebagian besar peserta didik menggunakan Telkomsel sebagai provider untuk mendukung proses belajar jarak jauh, tercatat peserta didik yang menggunkan Telkomsel sebanyak 17,08 juta nomor. Adapun pengguna Indosat, XL dan Axis masing-masing sebesar 6,01 juta, 2,61 juta dan 3,94 juta peserta didik.

Sementara itu  jumlah peserta didik yang menggunkana Tri dan Smartfren tercatat masing-masing sebanyak 3,74 juta dan 1,8 juta peserta didik.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper