Bisnis.com, JAKARTA – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyambut positif rencana penambahan subsidi kuota internet umum dalam program subsidi internet periode Maret – Mei 2021.
FSGI berharap agar kuota umum yang diberikan kepada pelajar dan tenaga pengajar lebih besar dari yang sedang direncanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Wakil Sekjen FSGI Fahriza Marta Tanjung menilai jumlah kuota umum yang akan diberikan terlalu sedikit, yaitu berkisar 5GB -15 GB untuk pelajar dan tenaga pengajar.
Berdasarkan perhitungannya, untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fitur konferensi video membutuhkan kuota sekitar 0,5GB - 1GB/ jam, tergantung dari cara penggunaannya.Sementara dalam 1 hari, biasanya terdapat 1 sampai 2 jam konferensi video.
“Jadi kalau hanya diberikan 10 GB hanya cukup untuk 10-20 hari. Saya kira kuota antara 20-25 GB layak untuk diusulkan sebagai besaran kuota umum ini,” kata Fahriza kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).
Berbeda dengan program sebelumnya, kabarnya pada program kali ini Kemendikbud hanya akan menyalurkan kuota umum yang dapat diakses oleh seluruh aplikasi kecuali media sosial, layanan video berbasis permintaan, dan lain sebagainya.
Rencananya, pelajar PAUD akan mendapat kuota umum sebesar 5GB, pelajar SD, SMP dan SMA/SMK mendapat 10GB, tenaga pengajar PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK mendapat 12GB, sedangkan dosen dan mahasiswa mendapat 15GB. Kemendikbud dan operator seluler masih membahas mengenai skema subsidi kuota internet jilid II ini.
Dalam program lanjutan tersebut, Fahriza juga mengusulkan agar masa aktif bantuan kuota internet ini diperpanjang misalnya dari 30 hari menjadi 60 hari.
Dia memahami masa aktif sudah menjadi hukum bisnis paket data internet, tetapi dia tetap berharap dapat diperpanjang untuk kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan negara, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Saya kira pihak operator memiliki otoritas untuk menambah masa aktif bantuan kuota internet per periodenya dan wajar saja mereka diminta untuk berkorban lebih di masa sulit ini,” kata Fahriza.
Selanjutnya terkait aplikasi, dia berharap dapat membuka ruang bagi LMS yang telah dibangun oleh pemda maupun sekolah.
Pada periode lalu, walaupun sudah ada 186 aplikasi yang difasilitasi, tetapi LMS pemda maupun sekolah masih sangat sedikit yang tercakup program.