Tokopedia: Pembelian Produk Asuransi Naik 20 Kali Lipat!

Akbar Evandio
Kamis, 4 Februari 2021 | 11:00 WIB
Karyawan beraktivitas di dekat logo Tokopedia di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktivitas di dekat logo Tokopedia di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan berbasis dagang elektronik (e-commerce), Tokopedia mengklaim adanya pertumbuhan transaksi pembelian asuransi secara daring dari platformnya.

Menurut Marissa Dewi, Senior Lead Fintech Tokopedia, perusahaan melihat antusiasme masyarakat terhadap produk asuransi di mana sejak kurang lebih dua tahun terakhir, jumlah pengguna produk asuransi digital di Tokopedia bertumbuh hampir 20 kali lipat.

“Kami menghadirkan berbagai produk asuransi digital yang menyediakan perlindungan terhadap beragam produk atau layanan yang dibeli masyarakat lewat Tokopedia. Produk asuransi digital tersebut antara lain Proteksi Produk, Proteksi Tagihan dan Asuransi Perjalanan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (3/2/2021).

Lebih lanjut, dia memerinci jumlah transaksi produk asuransi pun bertumbuh menjadi lebih dari 20 kali lipat. Bahkan, proteksi gawai yang turut mengalami peningkatan jumlah transaksi hingga lebih dari 70 kali lipat sejak kurang lebih dua tahun terakhir.

“Berbagai kenaikan ini didorong oleh sejumlah nilai tambah yang dihadirkan Tokopedia. Mulai dari bekerja sama dengan mitra strategis yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK, proses klaim dibuat sangat sederhana,” katanya.

Dia melanjutkan bahwa meningkatnya pembelian asuransi lantaran biaya yang ditangguhkan ke konsumen relatif terjangkau, di mana premi untuk proteksi produk mulai dari Rp500, proteksi tagihan di Rp3.000 dan asuransi perjalanan di Rp6.000.

Berdasarkan Riset Swiss Re Institute mencatatkan 76 persen masyarakat Indonesia tertarik membeli produk asuransi secara daring. Adapun, platform yang paling banyak dipilih adalah dagang elektronik dan teknologi finansial (fintech).

Laporan tersebut diambil dari 1.800 responden konsumen yang berada di India, Malaysia, dan Indonesia lantaran dianggap mewakili 1,5 miliar penduduk, dengan kelas menengah yang makin bergantung pada layanan digital.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper