Libatkan TIK untuk Atasi Pandemi, RI Dapat Apresiasi Organisasi Dunia

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 28 Januari 2021 | 20:53 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeklaim upaya pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan sistem teknologi, informasi dan komunikasi untuk menghadapi pandemi Covid-19 mendapat apresiasi dari organisasi dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johhny G. Plate mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat apresiasi global karena memanfaatkan sistem teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Pemerintah berhasil mempercepat kehadiran TIK di seluruh fasilitas rumah sakit di Indonesia, dari yang seharusnya 27 tahun menjadi hanya 3 bulan.

“Sekitar 3.000 rumah sakit kami hubungkan langsung dengan satelit untuk melengkapi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan [fasyankes] di seluruh Indonesia. Padahal akses internet ini baru akan tersedia di fasyankes baru 2027, tapi karena Covid-19 kami majukan dan selesai dalam 3 bulan,” kata Johnny dalam konferensi virtual, Kamis (28/1).

Johhny juga menambahkan pemerintah mengejar pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) agar akses internet dapat cepat merata. Dia mengakui untuk melakukan seluruh hal tersebut membutuhkan biaya besar.

“Ini diperhatikan oleh Persatuan Telekomunikasi Internasional [ITU] dan Persatuan Bangsa-Bangsa di mana Indonesia melakukan itu dengan baik,” kata Johnny.

Adapun untuk meningkatkan proses pelacakan dan pemantauan Covid-19 – agar penyebaran dapat dikendalikan –  Johhny mengatakan pemerintah sudah memiliki aplikasi PeduliLindungi yang tersedia toko aplikasi.

Sayangnya, aplikasi yang memiliki sistem mumpuni tersebut tidak banyak diunduh dan kurang diminati oleh masyarakat. 

“Dari 196 juta pengguna internet dan 300 juta gawai yang beredar di Indonesia, hanya 6 juta yang mau mendaftar di aplikasi. Padahal ini sangat powerfull,” kata Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper