Bukan Netflix, Ini Platform Streaming yang Laris di Indonesia

Akbar Evandio
Sabtu, 23 Januari 2021 | 17:37 WIB
Deretan serial atau drama korea di situs streaming film Netflix / sumber: tangkapan layar Netflix
Deretan serial atau drama korea di situs streaming film Netflix / sumber: tangkapan layar Netflix
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Disney Plus Hotstar ternyata menjadi aplikasi yang paling menarik perhatian pecinta film Indonesia.

Dikutip melalui Variety, menurut laporan terbaru dari perusahaan riset Media Partners Asia, Disney Plus Hotstar menguasai pasar layanan video langganan di Indonesia dengan total 2,5 juta pengguna berbayar. Adapun, Netflix hanya mencapai 850.000 pengguna berbayar.

Selain itu, Netflix juga masih tertinggal di belakang platform Hong Kong Viu, yang memiliki 1,5 juta pelanggan berbayar. Di saat yang sama, Vidio menempati urutan ketiga dengan 1,1 juta pengguna yang membayar.

Selain harga yang bersaing dengan Netflix, semakin banyaknya pilihan film lokal dan model kemitraan dengan Telkomsel menjadi salah satu faktor yang meningkatkan jumlah pengguna Disney Plus Hotstar.

Kemitraan Telkomsel dan Disney Plus Hotstar dinilai membuat pengguna Telkomsel lebih mudah berlangganan Disney Plus Hotstar.

Seperti Viu, perusahaan menawarkan berbagai opsi berlangganan, dengan harga mulai dari Rp15.000 per bulan, dan pembayaran mudah melalui dompet digital seperti GoPay dan OVO.

Berbeda dengan Netflix, selama ini Netflix membutuhkan kartu kredit untuk berlangganan. Di sisi lain, Viu dan Video terus mengalami peningkatan jumlah pengguna ponsel.

Keduanya memiliki layanan nilai tambah gratis, di mana pemirsa dapat menonton film atau serial dengan subsidi iklan secara gratis. Vidio diuntungkan oleh drama orisinal lokal, sedangkan Viu memanfaatkan serial drama Korea yang memiliki pasar besar di Indonesia.

Selain itu, dari riset yang sama jumlah pengguna berbayar melonjak dari 3,4 juta menjadi 7 juta dalam waktu empat bulan, terhitung sejak 5 September 2020—6 Januari 2021.

Namun, menurut Wakil President Media Partners Asia dan AMPD MD Anthony Dobson, jalan Indonesia masih panjang. Hal ini dikarenakan jumlah tersebut belum mewakili 50 persen total populasi di Indonesia.

"Jumlah kumulatif pelanggan baru mewakili tiga persen dari total populasi dan 10 persen dari rumah tangga," katanya seperti dikutip Bisnis,Sabtu (23/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper