Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengincar pertumbuhan jumlah pelanggan yang agresif pada tahun ini, dengan menargetkan realisasi 40 juta pelanggan.
Deputi CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan selama ini perseroan selalu menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan di atas rata-rata industri.
Terakhir, jumlah pelanggan diklaim mencapai hampir 30 juta pada Desember 2020, bertambah sekitar 6,5 juta pelanggan dibandingkan dengan 2019 yang sebanyak 23,5 juta pelanggan. Djoko mengatakan pertumbuhan tersebut sebagai salah satu pencapain bagus di tengah kondisi pandemi Covid-19.
“Kami akan memperkuat jaringan, promosi, terobosan sehingga kami yakin bisa mencapai harapan tersebut,” kata Djoko kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.
Djoko menambahkan dalam mengejar target tersebut, Smartfren menyiapkan sejumlah strategi, termasuk mengerahkan seluruh lini untuk berfokus pada pertumbuhan pelanggan.
“Semua lini kami sudah kami kerahkan untuk mencari pelanggan baru dari gugus paling depan hingga seluruh jajarannya,” kata Djoko.
Djoko menegaskan bahwa upaya mendongkrak pelanggan dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Smartfren akan menindak tegas tenaga pemasar yang menghalalkan berbagi cara dalam menambah jumlah pelanggan, termasuk aktivasi kartu SIM yang tidak sesuai dengan prosedur.
Untuk diketahui, salah satu syarat dalam mengaktifkan kartu SIM adalah mencantumkan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (NOK) milik pengguna. Tanpa memenuhi persyaratan maka aktivasi kartu tak akan berhasil
“Kami tidak mendorong pasar untuk melakukan itu. Kami telah mengedukasi mereka untuk tidak melakukan aktivasi melalui NIK dan NOK bukan milik sendiri. Kami terstruktur seandainya ada yang ketahuan akan kami pecat,” ujarnya.